TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pendiri WikiLeaks Julian Assange Akhirnya Ditangkap 

Ditahan kepolisian Inggris setelah 7 tahun lolos dari hukum

Reuters/Peter Nicholls

Setelah tujuh tahun mendiami Kedutaan Besar Ekuador di London demi menghindari ekstradisi atas kasus pelecehan seksual, Julian Assange akhirnya ditangkap oleh kepolisian Inggris. BBC melansir bahwa pendiri situs publikasi dokumen rahasia negara WikiLeaks tersebut dibawa paksa oleh pihak kepolisian Inggris dari dalam gedung kedutaan pada Kamis (11/4) sore waktu setempat.

Sebuah video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan Assange, yang wajahnya kini ditumbuhi janggut lebat, digotong oleh sekitar tujuh orang menuju mobil lapis baja milik polisi. "Julian Assange, 47 tahun, pada hari ini, Kamis 11 April, telah ditangkap oleh petugas dari Metropolitan Police Service (MPS) di Kedutaan Besar Ekuador," terang seorang petugas polisi kepada awak media.

Pihak berwenang menyebut jika penangkapan ini sudah sah lantaran pihak Ekuador memang memberi akses ke dalam gedung kedutaan, menyusul ditariknya suaka Assange oleh pemerintahan Presiden Lenin Moreno.

Baca Juga: Menguak Profil Julian Assange, Pria yang Diburu Amerika & Inggris

1. Video saat-saat Julian Assange diringkus paksa dari dalam Kedutaan Besar Ekuador di London pada Kamis (11/4/2019) sore waktu setempat

Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, tak lama berselang menyebut jika masa depan Julian Assange bakal ditentukan oleh hukum yang berlaku. "Tidak ada satu orang pun yang berdiri di atas hukum," katanya kepada Sky News. "Julian Assange bukanlah pahlawan. Dia bersembunyi dari tangan hukum selama bertahun-tahun. Dengan ini, nasibnya harus diputuskan melalui sistem peradilan Inggris," tambah Hunt.

Hubungan Assange dengan negeri penampungnya tak lama ini retak setelah pemerintah Ekuador menuduhnya telah membocorkan informasi yang menyangkut kehidupan pribadi Presiden Lenin Moreno. Ia pun dianggap telah melanggar persyaratan suaka.

Namun, Moreno sendiri mengaku bahwa dirinya telah meminta Inggris menjamin Assange takkan diekstradisi ke negara di mana dia berpotensi menghadapi penyiksaan atau hukuman mati. "Pemerintah Inggris telah mengonfirmasinya secara tertulis, sesuai dengan aturannya sendiri," ujar sosok 66 tahun tersebut dalam sebuah video yang dirilis melalui akun Twitter @Lenin.

2. Sehari sebelumnya, petinggi WikiLeaks membeberkan bukti jika pemerintah Ekuador selama ini memata-matai setiap gerak-gerik dan aktivitas Assange

Reuters/Henry Nicholls

Di sisi lain, pihak Wikileaks pada hari Rabu (10/4) kemarin membeberkan operasi terselubung yang memata-matai Assange. AFP memberitakan bahwa Kristinn Hrafnsson selaku pemimpin redaksi WikiLeaks menuduh pemerintah Ekuador mengawasi setiap gerak-gerik pria asal Australia tersebut melalui kamera tersembunyi.

Dokumen-dokumen yang dikumpulkan terdiri dari ribuan foto dan rekaman video yang menunjukkan pertemuan Assange dengan pengacara, saat menerima pengunjung dan melakukan pemeriksaan medis. "Sejak Presiden Lenin Moreno mengambil alih kekuasaan Ekuador (pada 2017), hidup Julian Assange selalu diawasi," pungkas Hrafnsson.

Belakangan juga terkuak fakta jika pihak kedutaan Ekduador sudah bertahun-tahun mencabut akses internet yang bersangkutan. Hal tersebut mengungkit kembali perselisihan lama antara pemerintah Ekuador dan Assange, perihal aktivitas apa saja yang boleh dan yang dilarang sama sekali.

Baca Juga: Pendiri WikiLeaks Sudah Diberi Status Kewarganegaraan Oleh Ekuador?

Verified Writer

Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya