TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Paus Fransiskus: Misi Umat Katolik Bukan Mengubah Agama Orang Lain

Paus menyampaikan hal itu dalam kunjungan ke Maroko

Paus Fransiskus menemui para jemaat usai Misa di Lapangan Santo Petrus. (instagram.com/franciscus)

Rabat, IDN Times - Paus Fransiskus mengatakan kepada komunitas Katolik di Maroko bahwa peran mereka di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu bukan untuk mengubah keyakinan orang-orang di lingkungan mereka, melainkan hidup berdampingan dalam suasana persaudaraan dengan semua penganut agama lain.

"Orang-orang Kristen merupakan minoritas kecil di negara ini. Saya pikir ini bukan masalah, walau saya menyadari berkali-kali sebagian dari Anda mengalami kesulitan," katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin komunitas Katolik di katedral Rabat, Minggu (31/3) waktu setempat.

Baca Juga: Hadiri Forum di UEA, Quraish Shihab Bertemu Paus Fransiskus

1. Paus promosikan dialog antarkeyakinan dan menolak kekerasan atas nama agama

ANTARA FOTO/REUTERS/Stefano Rellandini

Paus telah menggunakan lawatan dua-harinya untuk menekankan dialog antarkeyakinan. Ia juga mendukung usaha-usaha Raja Maroko Mohammed VI untuk menyebarkan bentuk Islam yang mempromosikan dialog antar-agama dan menolak kekerasan atas nama Tuhan.

"Gereja tumbuh bukan melalui ajakan yang memaksa tetapi melalui daya tarik," kata Fransiskus kepada hadirin yang memberi sambutan hangat.

"Ini artinya, saudara-saudaraku, bahwa misi kita orang-orang yang sudah dibaptis, para imam dan orang-orang yang dikuduskan, sesungguhnya tidak ditentukan oleh jumlah atau ukuran kawasan yang kita kuasai, tapi lebih oleh kapasitas kita mendorong perubahan dan membangkitkan keajaiban kasih sayang."

Pemeluk-pemeluk Katolik konservatif telah sering mengeritik sikap Paus menentang usaha-usaha mengajak orang-orang di luar untuk memeluk Katolik.

Baca Juga: Paus Fransiskus Singgung Konflik Yaman dan Kekerasan Berbasis Agama

2. Sebagai minoritas di negara Islam, Paus ajak umat Katolik untuk lawan ekstremisme

twitter.com/tlrd

Maroko memiliki sekitar 23.000 pengikut Katolik Roma atau lebih satu persen dari 35 juta penduduk. Sebagian besar pemeluk Katolik Roma itu eksptriat berkebangsaan Eropa dan imigran sub-Sahara Afrika.

Penguasa Maroko tidak mengakui warga Maroko yang pindah agama ke Kristen. Sebagian besar dari mereka beribadah di rumah secara rahasia. Pindah agama dari Islam ke Kristen dilarang, sebagaimana di banyak negara Muslim. Sedangkan, upaya mengajak pindah agama dijatuhi hukuman hingga tiga tahun penjara.

"Masalahnya bukan kapan kita sedikit dalam hal jumlah, tetapi kapan kita tidak signifikan," kata Fransiskus. Dia juga mengajak komunitas Katolik menjadi bagian dari dialog antaragama di dunia yang menurutnya telah "dicabik-cabik oleh kebijakan-kebijakan ektremisme dan perpecahan."

 

Baca Juga: Kunjungi Abu Dhabi, Paus Hadiri Pertemuan Persaudaraan Manusia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya