Ancaman Nuklir Masuki Fase Paling Berbahaya Sejak Perang Dingin
Salah satu pemicunya adalah Perang Rusia vs Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) memperkirakan, persenjataan nuklir global akan tumbuh signifikan di tahun mendatang untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin.
Dalam penelitian terbarunya yang diunggah pada Senin (13/6/2022), SIPRI juga menyebut bahwa risiko penggunaan senjata nuklir memasuki ancaman terbesar dalam beberapa dasawarsa terakhir. Adapun pemicunya adalah perang Rusia-Ukraina yang telah meningkatkan ketegangan antara sembilan negara bersenjata nuklir di dunia.
Baca Juga: Lise Meitner, Penemu Fisi Nuklir yang Menentang Senjata Nuklir
1. SIPRI desak komunitas internasional segera ambil tindakan
SIPRI mendesak agar komunitas internasional segera mengambil tindakan, untuk mencegah persediaan hulu ledak global semakin meningkat.
“Semua negara bersenjata nuklir meningkatkan atau mengembangkan persenjataan mereka dan sebagian besar mempertajam retorika nuklir dan peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka,” kata Direktur Program Senjata Pemusnah Massal SIPRI, Wilfred Wan, dilansir Channel News Asia.
"Ini adalah tren yang sangat mengkhawatirkan,” tambahnya.
Baca Juga: Dubes Rusia: Kami Tak Perlu Senjata Nuklir untuk Lawan Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.