TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mahathir Mohamad: Invasi Rusia karena Kecintaan Eropa pada Perang 

Ini analisis eks PM Malaysia atas perang Rusia-Ukraina

Anggota tentara Rusia menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Jumat (21/1/2022). Foto diambil tanggal 21 Januari 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Jakarta, IDN Times – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan bahwa perang Rusia-Ukraina disebabkan oleh kecintaan orang Eropa pada perang.

“Saya ragu untuk menulis artikel ini. Saya mungkin dituduh meminta maaf untuk Rusia. Tapi tidak. Saya pikir perang saat ini antara Ukraina dan Rusia disebabkan oleh kecintaan orang Eropa pada perang, hegemoni, dominasi,” kata Mahathir, melalui rangkaian cuitannya, bertepatan dengan satu tahun perang Rusia-Ukraina, Jumat (24/2/2023).

Baca Juga: Setahun Perang Rusia-Ukraina, China: Sanksi ke Moskow Harus Dihentikan

1. Rusia pernah jadi aliansi Barat hadapi Jerman di Perang Dunia II

Mahathir kemudian mengulas secara singkat hubungan Rusia dengan negara-negara Barat. Dia menyinggung soal hubungan Rusia dan beberapa negara Barat dalam Perang Dunia II untuk mengalahkan Jerman.

“Rusia adalah mitra Eropa Barat (termasuk Amerika Serikat dan Kanada) dalam perang melawan Jerman. Saat Jerman dikalahkan, Barat menyatakan bahwa Rusia, mitra mereka, adalah musuh baru mereka,” kata dia.

“Jadi, mereka harus mempersiapkan perang melawan Rusia. Dan NATO dibuat untuk membentuk aliansi militer melawan Rusia. Rusia kemudian mendirikan Pakta Warsawa. Dan Perang Dingin pun terjadi. Dan dunia harus memilih antara barat dan timur,” ulasnya.

2. NATO menguat saat Pakta Warsawa bubar

Infografis 1 tahun perang Rusia-Ukraina (IDN Times/Aditya)

Perang Dingin yang berakhir dengan keruntuhan Uni Soviet praktis membubarkan Pakta Warsawa. Kala itu, bekas anggota Pakta Warsawa diperbolehkan untuk meninggalkan aliansi militer.

“(Tapi) NATO tidak bubar. Sebaliknya, negara-negara yang dibebaskan dari hegemoni Rusia didesak untuk bergabung dengan NATO sebagai musuh Rusia. Tekanan terhadap Rusia yang melemah meningkat.

“Ketika bekas Republik Sosialis (Uni Soviet) bergabung dengan NATO dan ancaman terhadap Rusia meningkat, Rusia membangun kembali kemampuan militernya dan menghadapi aliansi Barat yang kuat. Ketegangan meningkat ketika pasukan NATO melakukan latihan di dekat Rusia,” tuturnya.

Baca Juga: PBB Minta Rusia Segera Tarik Pasukan dari Ukraina

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya