TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakistan Ingin Beli Minyak Rusia dengan Pembayaran Tertunda

AS berikan sinyal agar tak membeli minyak dari Rusia

ilustrasi bendera Pakistan (pixabay.com/David_Peterson)

Jakarta, IDN Times - Pakistan sedang bernegosiasi dengan Rusia terkait kemungkinan membeli minyak dengan pembayaran yang ditangguhkan. Hal tersebut diungkapkan oleh pejabat senior pemerintah Pakistan pada Minggu (18/09/2022), setelah pertemuan baru-baru ini antara Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kedua kepala negara itu bertemu di sela-sela acara Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Samarkand, Uzbekiztan. Sejauh ini, Pakistan membutuhkan pasokan minyak yang banyak demi memulihkan harga komoditas di negaranya. 

Baca Juga: Jelang Pemilu, Partai Sayap Kanan Italia Dituding Terima Uang Rusia

1. Rusia sedang mempertimbangkan proposal Pakistan

Presiden Rusia Vladimir Putin (twitter.com/KremlinRussia_E)

Jika proposal tersebut disepakati, praktis hubungan kedua negara semakin kuat. Sebelumnya, Pakistan kerap mengimpor minyak dari negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dengan pembayaran yang ditangguhkan.

Pertemuan Shezbaz dan Putin sendiri dilakukan secara formal dan informal, kata pejabat pemerintah yang merupakan bagian dari delegasi utama kementerian, dilansir The Hindustan

"Apa yang telah kami diskusikan selama interaksi baru-baru ini dengan pihak Rusia adalah kemungkinan mengimpor minyak dengan pembayaran yang ditangguhkan," kata pejabat itu.

Dia juga menambahkan bahwa Moskow telah menunjukkan kecenderungan untuk mempertimbangkan proposal tersebut.

2. AS memberikan sinyal kepada Pakistan agar tak beli minyak dari Rusia

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (twitter.com/POTUS)

Proposal pembelian minyak Rusia berisiko merusak hubungan Pakistan dengan negara lainnya, terutama Amerika Serikat (AS). Sebenarnya, masih belum jelas apakah Pakistan dapat melakukan opsi tersebut, mengingat kemungkinan besar AS akan menentangnya.

AS juga memiliki peran penting dalam membantu Pakistan menghadapi krisis ekonomi dan pemulihan bencana. Sumber dari Kementerian Luar Negeri Pakistan mengungkapkan, AS tidak pernah secara eksplisit meminta Pakistan untuk tidak mengimpor minyak dari Rusia.

Walau begitu, sumber tersebut mengatakan, "(AS) menasihati kami bahwa lebih baik jika kami tidak melakukan usaha seperti itu dengan Rusia", dilansir The Siasat Daily.

Di sisi lain, eks perdana menteri Imran Khan telah berulang kali menuduh AS berada di balik penggulingannya pada April 2022 lalu.

Khan mengklaim dia dihukum karena mengejar kebijakan luar negeri yang independen terutama atas upayanya untuk memperdalam hubungan dengan Rusia. Namun, AS selalu membantah ikut campur dalam urusan internal Pakistan.

Baca Juga: AS Soroti Kebebasan Pers di Pakistan yang Semakin Jeblok  

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya