TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Politisi Inggris Serukan Warga untuk Tidak Pakai TikTok, Ini Alasannya

TikTok buka suara terkait tuduhan anggota parlemen Inggris

layar aplikasi TikTok (unsplash.com/Olivier Bergeron)

Jakarta, IDN Times - Kepala Komite Parlemen Inggris, Alicia Kearns, pada Minggu (5/2/2023) menyarankan orang-orang untuk tidak menggunakan media sosial TikTok. Hal tersebut tak lepas dari kekhawatiran terkait keamanan data.

Pernyataan Kearns merujuk pada insiden baru-baru ini, merujuk Amerika Serikat (AS) yang menembak jatuh balon China di lepas pantai Atlantik. China membantah tuduhan AS bahwa itu digunakan untuk spionase.

Baca Juga: Pengamat Nilai TikTok Bisa Pengaruhi Kemenangan Parpol di Pemilu 2024

1. Kearns menyarankan orang-orang untuk tidak menggunakan TikTok

Kearns mengungkapkan kekhawatiran yang lebih besar terkait keamanan data di TikTok. Kearns berpendapat bahwa aplikasi tersebut digunakan untu mengintimidasi mereka yang mencari perlindungan di Inggris dan di seluruh dunia.

"Ada alasan mengapa China memiliki aplikasi ini. Data kami adalah kerentanan utama dan China sedang membangun negara totaliter teknologi di belakang data kami. Jadi kami harus jauh lebih serius untuk melindungi diri kami sendiri," katanya, dikutip dari Philstar.  

Saat ditanya apakah dia mengatakan orang-orang harus menghapus TikTok dari ponsel mereka, Kearns menjawab, "tidak usah ditanyakan lagi. Tidak ada gunanya memiliki kerentanan itu di ponsel kalian."

2. TikTok buka suara terkait pernyataan Kearns

layar aplikasi TikTok (unsplash.com/Solen Feyissa)

Kearns sudah sejak lama mengkritik kegiatan intelijen China, termasuk tuduhan terhadap Tiktok. Pernyataan itu cukup membuat sebagian masyarakat khawatir menggunakan aplikasi yang dinaungi ByteDance itu.

Juru bicara TikTok menanggapi tuduhan Kearns, dengan mengatakan bahwa keamanan data di aplikasinya dapat dipercaya.

“TikTok dinikmati oleh jutaan orang di seluruh Inggris Raya. Kami mengambil langkah-langkah seperti menyimpan data pengguna Inggris dalam operasi pusat data kami di Irlandia mulai tahun ini. Semakin mengurangi akses karyawan ke data, dan meminimalkan aliran data di luar Eropa," kata dia, dilansir Arab News.

Baca Juga: Australia Akan Hapus Monarki Inggris dari Uang Kertasnya

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya