TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ribuan Guru di Hungaria Demo: Kami Gak Bisa Nabung dengan Gaji Kecil! 

Inflasi harga gas di Hungaria tembus 121 persen

bendera Hungaria (pixabay.com/lmaresz)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Hungaria melakukan demo di Kota Budapest pada Minggu (23/10/2022) untuk mengajukan beberapa tuntutan. Mereka menuntut upah yang lebih tinggi bagi para guru di tengah inflasi yang tak terkendali.

Beberapa demonstran menunjukkan spanduk untuk menyindir pemerintah setempat seperti "Orban tersesat" dan "Tidak ada guru, tidak ada masa depan". Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, berjanji untuk menjaga stabilitas ekonomi, termasuk hiperinflasi yang menimpa negaranya. 

Baca Juga: Hungaria Sebut Sanksi Uni Eropa ke Rusia Seperti Bom Bunuh Diri 

1. Demonstran menuntut gaji yang lebih tinggi di tengah inflasi

Ilustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Para demonstran mengatakan, pemerintah Hungaria telah mengecewakan para guru dengan memberi gaji yang dianggap tak layak. Sementara itu, inflasi di Hungaria mencapai 20 persen pada September 2022. 

"Saya di sini, untuk anak-anak saya, harus ada perubahan," kata Gyongyi Bereczky, seorang pembawa surat, yang bergabung dalam protes untuk pertama kalinya.

"Inflasi yang tidak terkendali ini, kita tidak bisa menabung sama sekali, kita tidak bisa memenuhi kebutuhan karena harga melonjak," tambahnya.

Di sisi lain, Hungaria sendiri dikabarkan sedang kekurangan guru. Dengan adanya upah yang tak kompetitif di Hungaria, perekrutan guru baru di sana semakin sulit untuk dilakukan.

2. Perang energi menyebabkan inflasi di Hungaria tak terkendali

Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Adanya inflasi yang tinggi di Hungaria tak lepas dari krisis yang diakibatkan oleh Perang Rusia-Ukraina. Perang energi antara Rusia dan Uni Eropa telah membuat harga komoditas lainnya juga mahal.

"Perang di timur, dan krisis ekonomi di Barat," kata Orban kepada pendukungnya di Zalaegerszeg. Orban juga mengatakan bahwa Uni Eropa sedang mengalami krisis keuangan dan ekonomi.

"Pada 1956 kami belajar bahwa persatuan diperlukan di masa-masa sulit, kami akan menjaga stabilitas ekonomi, setiap orang akan memiliki pekerjaan, kami dapat mempertahankan skema pembatasan tagihan energi, dan keluarga tidak akan ditinggalkan sendirian," tambahnya, dilansir Reuters.

Baca Juga: Wanita Hungaria yang Ingin Aborsi Harus Dengar Detak Jantung Janin

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya