TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Australia: Vaksinasi Warga Aborigin Rendah Akibat Hoaks

Disebabkan ulah kelompok supremasi kulit putih asal AS

Ilustrasi bendera Australia. instagram.com/humble_art_photography/

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Australia Barat Mark McGowan pada Kamis (2/12/2021) mengungkapkan bila pihaknya menemukan adanya misinformasi mengenai vaksin kepada masyarakat Suku Aborigin. Hal ini yang disebut telah mengakibatkan rendahnya tingkat vaksinasi bagi penduduk pribumi. 

Di sisi lain, Australia juga sudah melaporkan kasus COVID-19 varian Omicron beberapa hari yang lalu. Masuknya varian asal Afrika Selatan itu dikhawatirkan dapat meningkatkan kasus penularan di negara itu. 

1. McGowan tuding kelompok white supremacy asal AS pengaruhi Suku Aborigin

Menanggapi rendahnya vaksinasi Suku Aborigin, Mark McGowan mengatakan bila kelompok white supremacy atau supremasi kulit putih asal AS ada di balik tersebarnya hoaks tentang vaksin. Hal ini yang menyebabkan enggannya warga komunitas Aborigin di Australia Barat menerima suntikan vaksin. 

Menurut keterangan dalam konferensi pers McGowan saat berada di Kalgoorlie, "Terdapat sejumlah kasus hoaks atau misinformasi yang ditujukan kepada masyarakat Aborigin dari sekelompok yang tidak suka keberadaan mereka."

"Sekarang, kami sudah mendengar dari salah seorang warga Aborigin yang mengatakan bila kelompok supremasi kulit putih memberikannya informasi kepada komunitas Aborigin agar menolak divaksinasi" ujar McGowan. 

"Kini, para kemungkinan pelaku yang merupakan kelompok white supremacy asal Amerika Serikat akan senang apabila hal buruk terjadi kepada kesehatan masyarakat Aborigin di Australia. Ini adalah masalah yang sedang kita hadapi" tambahnya, dalam laman ABC Net

Baca Juga: Hormati Suku Aborigin, Australia Ubah Lagu Kebangsaan

Dikutip dari The Washington Post, McGowan mendapatkan kabar hoaks terkait vaksin ini dari pemimpin komunitas setempat. Seorang pejabat senior urusan Aborigin di Australia Barat, Wanita Bartholomeusz kabar burung itu tersebar melalui jejaring sosial Facebook dengan nama Freedom Keepers. 

Sementara, dalam akun tersebut terdapat gambar mantan Presiden AS, Donald Trump. Bartholomeusz juga menegaskan bila informasi sesat itu ditujukan kepada komunitas Aborigin dan seluruh materi yang disebarkan memiliki kaitan dengan kelompok di Amerika Serikat. 

Para ahli kesehatan sejak awal pandemik sudah memperingatkan bila COVID-19 dapat tersebar luas di kalangan masyarakat pribumi. Pasalnya, masyarakat Aborigin terbilang rentan lantaran banyak yang mengidap penyakit kronis dan rendahnya harapan hidup dibandingkan warga non-pribumi Australia, terutama di wilayah terpencil. 

Seperti halnya komunitas pribumi di seluruh dunia lainnya, Suku Aborigin juga telah merasakan sejarah pahit akan penularan penyakit berbahaya asal luar negeri. 

2. Suku Aborigin merupakan kelompok rentan terserang COVID-19

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tentang Suku Aborigin, Penduduk Asli Australia

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya