TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Burung Nazar Langka di Spanyol Mati Akibat Obat Diklofenak

Ancam populasi burung nazar di Eropa

Burung nazar saat menangkap mangsa. (twitter.com/Zed_Shirogane)

Madrid, IDN Times - Obat penyembuh binatang yang diperbolehkan di Eropa diketahui terbukti menyebabkan kematian spesies burung nazar langka di Spanyol. Pasalnya obat diclofenac yang sebelumnya sudah dilarang di beberapa negara Asia Selatan tersebut pernah menyebabkan insiden kematian massal burung sejenis. 

Bahkan atas kasus ini dikhawatirkan akan berdampak pada keberadaan spesies burung nazar dan beberapa burung predator lain yang berhabitat di Spanyol. 

1. Matinya seekor burung nazar hitam eurasia yang langka

Pada minggu ini terdapat kabar buruk mengenai kematian satu burung nazar hitam eurasia yang masuk dalam klasifikasi hampir terancam punah oleh IUCN. Sedangkan kematian burung pemakan bangkai tersebut disebabkan obat diclofenac yang merupakan obat anti-inflamasi yang diperuntukkan bagi pengobatan ternak. 

Kematian burung nazar hitam eurasia tersebut dikonfirmasi oleh pihak konservan setelah memakan bangkai dari hewan ternak. Di samping itu, kasus ini menjadi kematian pertama burung nazar di Eropa yang disebabkan oleh diclofenac. 

Pihak organisasi BirdLife memperkirakan jika terdapat antara 7.800-10.500 pasang burung nazar hitam yang tersisa kini. Bahkan bukan hanya spesies itu saja yang terancam punah akibat penggunaan diclofenac dalam peternakan, dilansir dari RT

Baca Juga: 7 Fakta Elang Laut Steller, Burung Pemangsa Pesaing Elang Botak 

2. Spanyol masih perbolehkan penggunaan diclofenac

Kawanan burung nazar di Prancis Selatan. (instagram.com/eliaz_birding)

Meski sudah diketahui dampak obat diclofenac, tapi penggunaan obat tersebut masih legal di Spanyol dan beberapa negara Eropa lainnya. Hal ini disebabkan sejumlah petani, pembuat obat dan regulator beranggapan bahwa bangkai hewan ternak yang terekspos memiliki perbedaan antara di Eropa dan India, yang berarti burung bangkai tidak dapat memakan daging yang mengandung diclofenac. 

Menurut pihak organisasi Royal Society for the Protection of Birds (RSPB) bernama John Mallord mengatakan jika, "Klaim dari sejumlah pihak mengenai obat tersebut sudah terbukti salah. Ini adalah arahan yang salah. Burung bangkai selalu memakan bersama dalam satu bangkai, sehingga jika bangkai sudah terkontaminasi dengan obat. Maka kalian akan membunuh satu kawanan burung tersebut."

Bahkan setelah terbuktinya kematian massal burung bangkai di Asia Selatan akibat decofenac, sejumlah negara di kawasan itu seperti India, Pakistan, Nepal dan Bangladesh sudah melarang penggunaan diclofenac, dikutip dari The Guardian

Baca Juga: 10 Jenis Burung Pemangsa yang Ada di Dunia, Gak Cuma Elang!

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya