TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Finlandia-Norwegia Larang Yandex Transfer Data ke Rusia

Desak tak berikan data pribadi ke Rusia

ilustrasi bendera Finlandia (pixabay.com/hietaparta)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Finlandia dan Norwegia melarang perusahaan teknologi Rusia, Yandex untuk memberikan data penggunanya ke negara pada Selasa (8/8/2023). Data tersebut meliputi data pribadi pengguna aplikasi taksi online, Yango yang beroperasi di sejumlah negara. 

Rusia terus meningkatkan pengetatan dan pemblokiran terhadap layanan perusahaan teknologi asing di negaranya usai pecahnya perang Rusia-Ukraina. Moskow pun telah memberikan sanksi kepada perusahaan yang dianggap lalai dan dituding menyebarkan berita palsu. 

Baca Juga: Menteri Ekonomi Finlandia Mundur setelah Dituding soal Nazi

Baca Juga: Norwegia Blokir Sementara Iklan Facebook dan Instagram

1. Khawatir akan reformasi kebijakan baru di Rusia

Otoritas Perlindungan Data Finlandia khawatir terhadap reformasi legislatif di Rusia yang akan diterapkan pada September 2023. Mereka menyebut Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) diperbolehkan untuk memperoleh data pengguna dari operator taksi. 

Finlandia dan Norwegia pun khawatir mengingat taksi yang dioperasikan perusahaan teknologi Rusia, Yandex, dengan nama Yango juga beroperasi di negaranya. Mereka menyebut ini adalah pelanggaran privasi, terutama menyangkut penduduknya. 

"Ini adalah risiko besar terhadap privasi yang diterapkan otoritas Rusia dan dapat berpotensi memonitor pergerakan warga negara Norwegia yang menggunakan layanan Yango," tutur Otoritas Perlindungan Data Norwegia. 

2. Yango meyakinkan data pengguna di luar Rusia tidak dapat diakses

Mendengar keluhan dari Finlandia dan Norwegia, Yango pun masih mengkaji lebih lanjut keluhan dari kedua negara itu. Perusahaan itu juga mengatakan akan mengikuti permintaan dari Finlandia dan Norwegia terkait perlindungan data pengguna. 

"Regulasi dari Federasi Rusia tidak punya yuridiksi di atas bisnis Yango secara internasional dan tidak akan berdampak pada pengguna Yango selagi mereka melakukan perjalanan dan menggunakan aplikasi tersebut di luar Rusia," ungkap perwakilan perusahaan. 

Sebelumnya, Rusia sudah menetapkan sanksi kepada Yandex sebesar 2 juta ruble (Rp312,8 juta) karena berulang kali menolak memberikan data penggunanya kepada FSB. 

Selain itu, Finlandia juga sudah menyita aset Yandex di Finlandia, termasuk pusat data perusahaan di luar Rusia. Kebijakan itu dikeluarkan setelah pendiri dan mantan CEO, Arkadi Volozh masuk dalam daftar sanksi Uni Eropa (UE). 

Baca Juga: Arab Saudi Mulai Dialog Perdamaian Ukraina, Utusan Rusia Gak Hadir

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya