TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hadapi Ancaman Intervensi Militer ECOWAS, Niger Tutup Wilayah Udara

Situasi di Afrika Barat kian panas

ilustrasi militer (pexels.com/pixabay)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Niger, pada Minggu (6/8/2023), resmi menutup seluruh wilayah udara setelah berakhirnya tenggat waktu pengembalian kekuasaan kepada Presiden Mohamed Bazoum. Keputusan ini untuk mencegah intervensi militer dari ECOWAS (Economic Community of West African States). 

Situasi di Afrika Barat makin panas dalam beberapa hari terakhir usai diputuskannya sanksi dan ancaman dari ECOWAS kepada junta militer Niger. Sejumlah negara anggota ECOWAS siap menerjunkan tentaranya untuk mengembalikan demokrasi dan menghentikan kudeta militer. 

Baca Juga: AS Setop Pengiriman Bantuan ke Niger Imbas Kudeta Militer

1. Niger siap hadapi intervensi militer ECOWAS

Militer Niger menyatakan tidak akan mengembalikan kekuasaan kepada Bazoum sesuai permintaan ECOWAS. Mereka menyebut bahwa penutupan wilayah udara disepakati mulai Minggu. 

"Dalam menghadapi ancaman intervensi militer yang mulai tampak, kami memutuskan untuk menutup wilayah udara secara efektif mulai hari ini," ungkap perwakilan junta militer Niger lewat televisi nasional, dilansir Reuters.

"Pasukan bersenjata Niger dan semua komponen pertahanan, serta aparat keamanan yang didukung oleh seluruh rakyat sudah siap mempertahankan integritas teritorial kami," sambungnya. 

Otoritas Niger mengemukakan bahwa terdapat penerjunan awal pasukan di dua negara Afrika Tengah dalam mempersiapkan kemungkinan intervensi. Namun, ia tidak memberikan detail terkait hal tersebut. 

2. Warga Niger khawatir intervensi militer ECOWAS

Sejumlah warga di Niger mengaku khawatir dengan kemungkinan intervensi militer ECOWAS. Mereka menyebut hidup mereka akan semakin sulit, apalagi mereka sudah terdampak oleh sanksi ekonomi dari ECOWAS. 

"Dari pandangan saya, ancaman serangan ini tidak berarti dan seharusnya tidak dilakukan. Kami ada di jalan menuju demokrasi dan dalam demokrasi dialog harus dilakukan, sehingga tidak diperlukan mengangkat senjata dalam menyelesaikan masalah ini," tutur Bachirous Seyni, salah seorang warga di Niamey, dikutip Africa News.

"Saya tidak berpikir bahwa menyerang Niger di masa yang akan datang akan mengurangi sanksi ekonomi, dan warga Niger akan menjadi pihak yang paling terdampak," ungkap Ben Hassane Salha. 

Salah seorang warga bernama Farida Ide Zakari juga menyatakan kekhawatirannya dan berjuang mempertahankan tokonya. Ia khawatir karena bank sudah ditutup dan tidak dapat menarik uang, serta adanya kenaikan harga pangan. 

Baca Juga: Joe Biden Minta Presiden Niger Dibebaskan Segera

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya