TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Montenegro Resmikan Gereja Ortodoks Serbia di Negaranya

Siap hadapi mosi tidak percaya

PM Montenegro, Dritan Abazovic dan pemimpin Gereja Orthodoks di Podgorica, Rabu (3/8/2022). (twitter.com/DritanAbazovic)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Montenegro, Dritan Abazovic pada Rabu (3/7/2022), resmi memberikan otorisasi Gereja Ortodoks Serbia di negaranya. Melalui kebijakan ini, Abazovic percaya bahwa langkah ini tepat untuk menyelesaikan perpecahan di negara Balkan tersebut. 

Pada 2020 lalu, Montenegro sudah dilanda demonstrasi besar-besaran terkait peraturan baru tempat ibadah diserahkan kepada Gereja Ortodoks. Lantas, warga menganggap ini sebagai upaya untuk mendekatkan, serta memperluas pengaruh Serbia dan Rusia di Montenegro.

Baca Juga: Montenegro Bekukan Properti Milik 2 Warga Rusia 

Baca Juga: PM Montenegro Dikecam soal Pernyataan Genosida Srebrenica

1. Abazovic inginkan kesetaraan bagi semua agama di Montenegro

PM Montenegro, Dritan Abazovic saat bertemu dengan pemimpin Gereja Ortodoks Serbia di Podgorica, Rabu (3/8/2022). (twitter.com/DritanAbazovic)

Penandatangan antara Pemerintah Montenegro dan Gereja Ortodoks Serbia ini ditandatangani di Podgorica pada Rabu kemarin. Pada acara tersebut, PM Abazovic juga menyerukan bahwa semua komunitas harus memiliki hak yang sama. 

"Proses negosiasi terkait persetujuan fundamental berjalan terlalu lama, tapi sekarang isu ini akhirnya sudah berhasil diselesaikan dengan cara yang baik. Pemerintah akan melakukan apapun dengan keinginan untuk membangun keadilan sosial dan persamaan seluruh warga," tutur Abazovic, dikutip dari Balkan Insight

"Melalui cara ini, kami akan mengirimkan sebuah pesan perdamaian dan toleransi, sehingga seluruh negara akan membuka lembaran baru," tambahnya. 

Sebelumnya, Montenegro sudah menyetujui persetujuan fundamental dengan beberapa komunitas agama kecil, meliputi Gereja Katolik pada 2011, komunitas Islam, dan Yahudi pada 2012 silam. Akan tetapi, persetujuan dengan Gereja Ortodoks Serbia masih belum terwujud hingga saat ini. 

Baca Juga: Ada Mosi Tidak Percaya, Koalisi Pemerintah Montenegro Runtuh

2. Sejumlah partai mengajukan mosi tidak percaya kepada Abazovic

Sementara itu, beberapa anggota parlemen dari partai oposisi, seperti Partai Sosial Demokrat (DPS), Sosial Demokratik Liberal (SDP-LP), Sosial Demokrat (SD), dan Persatuan Demokratik Albania (DUA) resmi mengajukan mosi tidka percaya kepada pemerintah setempat. 

"Mosi tidak percaya ini karena pemerintah lalai dalam menghasilkan kebijakan sesuai dalam reformasi sistem yudisial, penguatan sistem aturan hukum, intensifikasi proses integrasi Eropa, konsolidasi kebijakan ekonomi di negaranya dan organisasi ulang sistem kesehatan di tengah pandemik COVID-19," papar parlemen oposisi, dilansir N1.

"Pemerintah telah kehilangan legitimasi karena PM Dritan Abazovic tidak peduli terhadap posisi pentingnya dalam institusi ilmiah, para pakar, organisasi sipil, dan malah menempatkan hubungan dengan Gereja Orthodoks Serbia di depan semuanya," tambahnya. 

Sidang mosi tidak percaya parlemen akan diselenggarakan pada 19 Agustus nanti. Setidaknya membutuhkan 81 persetujuan dari parlemen untuk melengserkan Abazovic dari jabatannya. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya