Parlemen Suriname Digeruduk Massa, Presiden Janjikan Stabilitas
Massa tolak pencabutan subsidi energi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Suriname, Chandrikapersad "Chan" Santokhi, pada Senin (20/2/2023) mengungkapkan bahwa ia dan jajarannya akan mengembalikan stabilitas di negaranya. Ini menyusul demonstrasi besar yang berujung ricuh, hingga massa berhasil menduduki gedung parlemen.
Dalam satu tahun terakhir, Suriname mengalami masalah resesi ekonomi dan lonjakan inflasi dampak ketidakpastian ekonomi akibat pandemik COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina. Bahkan, Bank Nasional Suriname mencatat inflasi di negara Amerika Selatan itu mencapai 54,6 persen.
Baca Juga: Suriname Bakal Buka Kedutaan di Yerusalem
1. Santhoki terapkan jam malam dan patroli aparat kepolisian di jalanan
Santhoki mengatakan akan meningkatkan keamanan di negaranya. Bahkan, ia mengungkapkan tentang adanya patroli aparat keamanan dan jam malam di jalanan menyusul peristiwa pendudukan gedung parlemen oleh massa.
"Kami memutuskan untuk meningkatkan keamanan di seluruh negeri. Aparat kepolisian yang berpatroli di jalanan akan ditambah dalam beberapa hari ke depan. Sekolah dan pertokoan diharuskan tutup untuk sementara waktu," terang Santhoki, dilansir Telesur.
Selain itu, Santhoki menambahkan bahwa jalan raya di depan gedung Parlemen Nasional dan Kantor Kabinet Suriname akan tetap ditutup. Ia juga berjanji akan menormalisasi situasi sesegera mungkin.
"Kami percaya bahwa situasi ekonomi adalah alasan di balik peristiwa demonstrasi besar dan kerusuhan ini. Kami harus bisa mengembalikan situasi normal secepat mungkin," tegasnya.
Baca Juga: Terkait Kasus Pembunuhan, Eks Presiden Suriname Dipenjara
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.