Pemerintah Eswatini Larang Adanya Protes Pro Demokrasi
Berdalih aksi demonstrasi sebabkan puluhan terluka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Eswatini pada Kamis (21/10/2021) mengumumkan larangan adanya demonstrasi pro-demokrasi di negaranya. Hal ini setelah terjadi protes besar di negara monarki absolut Afrika itu dalam beberapa minggu terakhir dan selalu berakhir ricuh.
Pada Juli lalu, Eswatini juga sudah dilanda demonstrasi besar yang mengakibatkan terkait penolakan monarki absolut. Bahkan aparat keamanan disebut melakukan berbagai aksi kekerasan kepada para pendemo.
1. Pemerintah larang demonstrasi dan blokir Facebook
Dilansir dari Al Jazeera, larangan protes di Eswatini diucapkan secara langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum Pangeran Simelane yang berkata, "Lantaran adanya kasus kekerasan saat berlangsungnya protes, maka saya harus menghentikan semua kota untuk memberikan izin adanya aksi demonstrasi."
Selain melarang adanya demonstrasi, Pemerintah Eswatini juga memblokir sementara akses Facebook dan seluruh aplikasi perpesanannya. Kebijakan ini dilakukan dengan menganjurkan operator seluler MTN Eswatini beberapa saat setelah berlangsungnya demonstrasi.
Menurut Deputi Perdana Menteri Themba Masuku menyebutkan jika kebijakan ini diambil untuk melindungi warga Eswatini. Di samping itu, ia juga mengonfirmasi jika perwakilan dari negara-negara Afrika bagian selatan akan datang untuk menangani krisis ini, dikutip dari laman Reuters.
Baca Juga: Protes di Eswatini Mencekam, Negara Afrika Kirim Utusan
Editor’s picks
Pada Rabu (20/10/2021) demonstrasi yang berujung ricuh ini telah menyebabkan satu orang tewas dan setidaknya 80 orang terluka. Sementara kericuhan terjadi setelah aparat kepolisian dan militer datang ke lokasi untuk membubarkan massa.
Suara tembakan bahkan sudah terdengar pada malam hari di ibu kota Mbabane dan satu orang pekerja sipil dari NAPSAWU diketahui tewas ditembak dan 50 lainnya mengalami luka-luka akibat terkena tembakan peluru.
Sedangkan di Manzini diketahui terdapat 30 anggota NAPSAWU harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka pukulan dan beberapa di antaranya terkena luka tembakan. Berdasarkan keterangan dari saksi mata, aparat keamanan menggunakan peluru karet untuk ditembakkan ke massa, dilansir dari Africa News.
Baca Juga: 9 Fakta Negara Eswatini, Monarki hingga Penderita HIV Tertinggi Dunia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.