TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penahanan Massal, El Salvador Dituding Lakukan Pelanggaran HAM Berat

Sekitar 2 persen populasi orang dewasa ditahan

Tentara El Salvador yang melakukan pengecekan identitas terduga anggota geng kriminal. (twitter.com/DefensaSV)

Jakarta, IDN Times - Amnesty International pada Kamis (2/5/2022), menuding Pemerintah El Salvador melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat. Hal ini berkaitan dengan pemberlakuan keadaan darurat dan disusul dengan penangkapan massal orang yang diduga anggota geng kriminal. 

Sejak akhir Maret, Presiden El Salvador, Nayib Bukele sudah memberlakukan keadaan darurat di seluruh negeri. Tindakan ini demi memerangi aksi kekerasan geng kriminal yang mengakibatkan tewasnya 87 orang hanya dalam waktu tiga hari. 

Namun, tindakan itu disebut menyalahi aturan sebab aparat keamanan menangkap semua orang yang tidak membawa kartu identitas dan dianggap anggota geng. Setelah kejadian itu, banyak keluarga korban yang mencari anggota keluarganya ke kantor polisi ataupun penjara. 

Baca Juga: Duh! Perempuan El Salvador Ini Dipenjara 30 Tahun Gegara Keguguran

Baca Juga: El Salvador: Jurnalis yang Sebar Pesan Geng Kriminal Dibui 15 Tahun 

1. Tewasnya 18 terduga geng kriminal di dalam penjara 

Kecaman Amnesty International ini menyusul kabar kematian 18 tahanan di penjara El Salvador selama berlangsungnya keadaan darurat. Pasalnya, belasan orang tersebut hanya terduga anggota geng kriminal dan belum terbukti sebagai anggota geng. 

Selain itu, menurut kepala Amnesty International Amerika, Erika Guevara-Rosas menyebut otoritas El Salvador menahan paksa dan melanggar proses penahanan. Bahkan, otoritas diduga melakukan tindakan penyiksaan dan tidak memberikan hak tahanan sebagaimana mestinya. 

"Otoritas El Salvador telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan mengkriminalisasi penduduk yang hidup dalam kemiskinan dengan dalih menghukum geng kriminal," tutur Guevara-Rosas, dilansir dari CNN

"Bukannya memberikan tindakan efektif untuk mengatasi naiknya kasus kekerasan oleh geng kriminal dan krisis keamanan yang dialami negaranya, mereka justru mensubjekkan warga El Salvador dalam tragedi kemanusiaan ini"

"Korban kekerasan geng kriminal harus segera mendapatkan keadilan. Namun, ini hanya dapat dicapai lewat investigasi mendalam dan adil. Pengadilan yang adil harus juga dapat memastikan proses peradilan yang efektif," tambahnya. 

Baca Juga: Ancaman Presiden El Salvador: Napi Geng Kriminal Pasti Menderita!

2. Bukele menyebut dirinya hampir menang melawan geng kriminal

Presiden El Salvador, Nayib Bukele ketika menghadiri acara tiga tahun kepemimpinannya. (twitter.com/PresidenciaSV)

Pada Rabu (1/6/2022), Presiden Nayib Bukele melangsungkan pidato untuk merayakan tiga tahun kepemimpinannya di negara Amerika Tengah tersebut. Pada pidato itu, presiden berusia 40 tahun itu menyerukan bahwa pemerintahannya hampir memenangkan perang melawan geng kriminal. 

"Terserah apa yang akan mereka katakan. Tidak peduli apa yang akan mereka lakukan. Tidak peduli apa yang akan mereka tulis. Mereka terus menyerang lagi dan lagi. Saya tekankan pada Anda: Mereka tidak akan menghentikan kami. Kami punya Tuhan dan rakyat El Salvador ada di sisi kami," tegas Bukele, dikutip Reuters

Dilaporkan Tico Times, Bukele juga mengakui bahwa geng kriminal sudah mengontrol 80 persen teritori El Salvador, termasuk area yang menjadi basis dari kepolisian dan personel militer. Ia juga menyebut geng sudah berkomplot dengan hakim dan jaksa untuk membebaskannya sehari setelah ditahan. 

"Hari ini, El Salvador sudah sangat dekat untuk tinggal di realita baru yang selama ini tidak diakui, yaitu memiliki negara bebas dari geng kriminal," sambungnya. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya