Ancaman Presiden El Salvador: Napi Geng Kriminal Pasti Menderita!

Ancaman ditujukan pada anggota geng di dalam penjara

Jakarta, IDN Times - Presiden El Salvador, Nayib Bukele, pada Senin (28/3/2022) memberikan ancaman kepada geng kriminal di tengah lonjakan kasus kekerasan dalam belakangan ini.

Bahkan, hanya dalam kurun waktu 24 jam, sudah ada puluhan korban tewas yang diduga akibat ulah geng kriminal. 

Sehari sebelumnya, Parlemen El Salvador sudah menyetujui pemberlakuan keadaan darurat militer. Hal itu menandakan personel militer dan kepolisian bisa turun langsung di jalanan demi meringkus bandit yang bergabung dalam anggota geng kriminal. 

Tahun lalu, Bukele sudah mengumumkan rencana peningkatan jumlah personel militer hingga dua kali lipat. Keputusan ini dilakukan lantaran tentara di negara Amerika Tengah itu kalah jumlah dibandingkan pasukan geng kriminal. 

1. Bukele sebut 16 ribu anggota akan menderita

Berdasarkan cuitan Bukele, ia menegaskan ancaman kepada seluruh anggota geng kriminal MS-13 dan Barrio 18 di El Salvador. Bahkan, ia juga menyebut bila ribuan anggota geng kriminal akan dibuat menderita di dalam penjara. 

"Ini sebuah pesan kepada seluruh geng kriminal. Akibat aksi yang kalian lakukan, sekarang pasukanmu di dalam penjara tidak diperbolehkan melihat sinar matahari. Kami sudah menahan 16 ribu anggota geng kriminal di seluruh negeri," tutur Bukele. 

"Kami sudah menyita seluruhnya dari mereka, bahkan matras untuk tidur. Kami juga akan mengurangi jatah makanan dan mereka tidak akan dapat melihat sinar matahari lagi. Hentikan pembunuhan sekarang juga atau kalian akan membayar itu semua," sambungnya, dilansir Vice News.

Pesan Bukele ini juga disertai dengan potongan video yang memperlihatkan aparat kepolisian yang masuk ke dalam penjara untuk menggeledah narapidana. Para petugas diketahui sudah menyita benda milik geng kriminal yang disimpan dalam sel tahanan. 

Baca Juga: El Salvador: Keadaan Darurat Akibat Ulah Geng Kriminal

2. Kasus pembunuhan melonjak menjadi 87 kasus dalam dua hari

Keterangan presiden berusia 40 tahun itu menyusul berlanjutnya kasus kekerasan di negara Amerika Tengah itu pada Jumat dan Sabtu, yang mengakibatkan tewasnya 62 orang. Pada Senin, jumlah kematian dikabarkan justru bertambah hingga menyentuh 87 kasus pembunuhan.  

Kasus pembunuhan yang berlangsung dalam dua hari itu disebut jadi yang terparah sejak berakhirnya Perang Sipil El Salvador pada 1992. Padahal, sepanjang bulan Februari lalu, tercatat hanya ada 79 kasus pembunuhan dalam kurun waktu satu bulan penuh, dilaporkan The Guardian

Sementara, kasus pembunuhan pertama terjadi pada Jumat sore, di mana seorang pemuda 22 tahun dibunuh di dalam kamar mandi di San Salvador. Kemudian, seorang pria 45 tahun dibunuh di dalam bus ketika berangkat kerja, dan seorang pengemudi taksi yang ditembak mati saat mengemudikan kendaraannya. 

Dilansir Daily Mail, gelombang pembunuhan di El Salvador ini diduga terjadi setelah pemimpin geng MS-13 di Honduras bernama Tokiro Rodas berhasil ditangkap dan akan diekstradisi ke Amerika Serikat. Bos geng kriminal yang dijuluki dengan El Perverso itu ditahan bersamaan dengan beberapa anggota geng lainnya. 

3. Lebih dari 1.400 terduga geng kriminal berhasil ditangkap

Ancaman Presiden El Salvador: Napi Geng Kriminal Pasti Menderita!Tentara El Salvador yang menggeledah tas anak sekolah di San Salvador. (twitter.com/AlfonsoFajardoC)

Pemerintah El Salvador pada Senin sudah mengumumkan penangkapan lebih dari 1.400 terduga anggota geng kriminal. Hal ini setelah diberlakukan kedaan darurat militer, sehingga aparat kepolisian dan militer mendirikan beberapa pos pengecekan di seluruh penjuru negeri. 

Seorang peneliti dari International Crisis Group, Tiziano Breda, menyebut ini salah satu respons buruk yang dilakukan pemerintahan Bukele. Pasalnya, penangkapan ini akan meningkatkan jumlah orang yang hilang dalam beberapa hari ke depan. 

Bahkan menurut berita lokal, aparat penegak hukum menahan semua orang yang tidak membawa surat keterangan khusus dan identitas sekolah. Hal ini membuktikan bahwa orang yang ditangkap bisa saja sedang pergi untuk bekerja ataupun sekolah. 

Seorang jaksa khusus HAM, Eduardo Escobar, menyebut bahwa seseorang dapat ditahan hingga 15 hari tanpa mengetahui alasan yang jelas.

"Aparat berwajib dapat membuka email, ponsel, dan mengakses semua informasi pribadi tanpa adanya jaminan tidak digunakan untuk maksud yang lain," ungkap Escobar. 

Di sisi lain, Breda juga menyebut jika ancaman Bukele bisa jadi merupakan sebuah pesan rahasia dari melonjaknya kasus pembunuhan ini. 

"Geng kriminal sudah belajar bagaimana cara untuk memanipulasi tingkat kematian agar mampu berkuasa lebih terkait negosiasi dengan pemerintah. Mereka mengirimkan pesan untuk Bukele bahwa ia tidak dapat mengontrol tingkat kematian di El Salvador," tambahnya. 

Baca Juga: IMF ke El Salvador: Stop Jadikan Bitcoin Alat Pembayaran yang Sah

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya