El Salvador: Jurnalis yang Sebar Pesan Geng Kriminal Dibui 15 Tahun 

Langkah terbaru El Salvador atasi kriminalitas di negaranya

Jakarta, IDN Times - Parlemen El Salvador, pada Selasa (5/4/2022), mengumumkan kebijakan baru untuk menekan kasus kekerasan geng kriminal. Kali ini, kebijakan menyasar media massa yang menyebarkan pesan dari geng kriminal. 

Selama kepemimpinan Nayib Bukele di El Salvador, ada berbagai kebijakan kontroversial, termasuk kritikan pada awak pers di negaranya. Bahkan, ia sempat menyebut jurnalis independen sebagai pasukan penyebar berita bohong. 

Tak hanya itu, puluhan jurnalis media massa El Faro mengaku jika ponselnya telah disadap dengan aplikasi Pegasus. Mereka menduga pemerintahan Bukele ada di balik aksi ini untuk memata-matai jurnalis, aktivis, dan politikus oposisi di negara Amerika Tengah itu. 

1. Akan menghukum media massa hingga 10-15 tahun

Dorongan parlemen untuk menyetujui hukuman pada media massa yang kedapatan menyebarkan pesan terkait geng kriminal ini berkaitan dengan lonjakan kasus kekerasan pada akhir Maret lalu. Bahkan, sesuai dengan kebijakan itu, maka awak media dapat dihukum 10-15 tahun penjara. 

Sesuai sidang parlemen yang digelar pada Selasa lalu, sebanyak 63 anggota parlemen menyetujui kebijakan ini. Sedangkan, anggota parlemen yang menolak pengesahan dilaporkan hanya sembilan orang dan dua sisanya memutuskan untuk tidak memilih, dikutip dari DW

Dilansir France24, reformasi kode hukum yang diajukan oleh Presiden Bukele ini ditujukan bagi pihak yang memproduksi dan menyebarkan pesan atau komunikasi yang bersumber atau diduga bersumber dari organisasi kriminal, yang disebut dapat meningkatkan kepanikan dan kekhawatiran masyarakat. 

"Ketika Jerman ingin menghapus Nazisme, mereka melarang adanya simbologi Nazi di dalam aturan hukumnya, termasuk di dalamnya, perpesanan, permintaan maaf, dan semua yang mempromosikan Nazisme. Sekarang, kita akan melakukan hal yang sama dengan geng kriminal," ujar Bukele lewat ciutan Twitter-nya. 

Baca Juga: Ancaman Presiden El Salvador: Napi Geng Kriminal Pasti Menderita!

2. Asosiasi Jurnalis El Salvador menuduh hukum ini cara untuk menyensor media massa

Menanggapi keputusan parlemen, Asosiasi Jurnalis El Salvador (APES) menyatakan penolakannya dan dituding sebagai langkah baru Presiden Bukele untuk menyensor media di negara Amerika Tengah tersebut. 

"Kami menyebut jika reformasi ini sangat jelas sebagai upaya untuk menyensor media massa. Memblokir jurnalis untuk melaporkan realitas geng kriminal yang berdampak langsung kepada kehidupan masyarakat akan membuat ilusi yang tidak dipercaya kebenarannya," kata APES. 

Di sisi lain, Inter American Press Association (IAPA) menyebut, hukum baru ini sama halnya dengan kriminalisasi pekerjaan dari media massa dan jurnalis. 

"Sensor secara langsung kepada media akan berdampak besar terhadap masyarakat untuk menemukan solusi atas masalah mereka. Sebuah negara tidak dapat memblokir kekerasan dengan menyensor opini publik, lantaran itu sarana perdebatan publik agar masyarakat dapat menemukan solusi dari masalah tersebut," kata Jorge Canahuati selaku presiden IAPA, dikutip Associated Press

3. Lebih dari 6.000 terduga anggota geng kriminal ditangkap

El Salvador: Jurnalis yang Sebar Pesan Geng Kriminal Dibui 15 Tahun Terduga anggota geng kriminal yang ditangkap oleh aparat kepolisian El Salvador pada Kamis (7/4/2022). (twitter.com/nayibbukele)

Sejak pemberlakuan darurat militer pada akhir Maret lalu, lebih dari 6.000 terduga anggota geng kriminal ditangkap oleh aparat. Hal itu disebut sebagai upaya untuk meringkus geng kriminal setelah terjadinya aksi kekerasan besar-besaran yang menewaskan 87 orang selama tiga hari. 

Meski begitu, aksi penangkapan terduga geng kriminal ini disebut sebagai tindakan yang salah dan melanggar HAM. Pasalnya, dari ribuan orang yang ditangkap, banyak terduga tersangka yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan anggota geng kriminal. Alhasil, laporan kehilangan anggota keluarga melonjak. 

Dilaporkan The Guardian, ratusan ibu dan istri dari anggota keluarganya yang hilang lantaran ditangkap aparat keamanan berkumpul di luar pangkalan Angkatan Laut. Mereka tengah mencari informasi keberadaan dan keadaan terbaru soal anggota keluarganya. 

Salah satu warga yang kehilangan anggota keluarganya, Carmen Rodriguez, masih belum mengetahui keadaan suami, saudara laki-laki, dan keponakannya yang ditangkap aparat keamanan seminggu lalu. Ia menyebut polisi menangkap keluarganya yang tidak bersalah. 

"Mereka menangkap orang yang benar dan menuduhnya sebagai orang bersalah. Ini memang baik bagi polisi untuk melakukan tugasnya, tapi ini tidak adil jika mereka juga menangkap orang pekerja dan bahkan lebih parahnya, mereka memperlakukan tahanan seperti binatang," ungkap Rodriguez. 

Baca Juga: El Salvador: Keadaan Darurat Akibat Ulah Geng Kriminal

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya