Prancis Sebut Rusia Ingin Menghukum Armenia
Armenia semakin menjauh dari aliansi Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Prancis, Gabriel Attal, pada Kamis (21/3/2024), menyatakan bahwa Rusia berniat menghukum Armenia atas sikapnya yang semakin menjauh dari aliansi. Bahkan, Yerevan semakin menunjukkan kedekatannya dengan negara-negara Barat.
Hubungan Rusia-Armenia terus memanas dalam beberapa pekan terakhir menyusul pernyataan negatif Yerevan terhadap aliansi militer CSTO (Collective Security Treaty Organization). Bahkan, terdapat kabar bahwa Armenia ingin bergabung menjadi anggota Uni Eropa (UE).
1. Attal mendukung kedaulatan dan perdamaian di Armenia
Attal menyebut bahwa Rusia ingin menghukum Armenia karena memilih demokrasi dan menolak impunitas kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Rusia ingin memberikan pelajaran kepada Armenia yang ingin mencari perdamaian dan ingin berdaulat, dan menghargai prinsip-prinsip yang tidak diindahkan oleh Moskow di Ukraina," ungkapnya, dikutip News AM.
"Rusia memang berniat menghukum Armenia karena langkahnya untuk melawan impunitas dengan bergabung dalam ICC. Ini sederhana karena mereka memilih ke arah demokrasi dan penegakkan aturan hukum," tambahnya.
Ia menambahkan bahwa Rusia tidak mengecam pasukan Azerbaijan menyerang wilayah yang selama ini ditinggali warga Armenia. Attal juga menyebut pasukan penjaga perdamaian Rusia tidak mampu mencegah tragedi kemanusiaan di Nagorno-Karabakh.
Baca Juga: Jerman-Prancis-Polandia Sepakat Sediakan Banyak Senjata untuk Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.