TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Serbia, Aleksander Vucic Disebut Disadap oleh Menterinya 

Menhan Serbia Nebojsa Stefanovic dituduh melakukan peyadapan

Bendera Serbia di Belgrade. (instagram.com/pjls1969)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Serbia, Nebojsa Stefanovic, dituding telah melakukan penyadapan terhadap Presiden Aleksandar Vucic pada Senin (20/6/2022). Tuduhan ini datang dari seorang mantan petinggi di lingkungan Kementerian Dalam Negeri Serbia, Dijana Hrkalovic. 

Pada Mei 2021, Mendagri Aleksandar Vulin sudah mengakui di hadapan anggota parlemen bahwa terdapat lebih dari 1.800 percakaan antara Vucic dan anggota keluarganya yang terekam. Atas hal ini, 26 orang terduga pelaku tengah menjalani investigasi. 

Meskipun demikian, Vulin menegaskan bahwa tidak ada satu pun unsur terkait tindak kriminal ataupun kesalahan dalam seluruh percakapan yang dilakukan Presiden Serbia tersebut. 

Baca Juga: Nilai Perdagangan Indonesia-Serbia Tembus US$1,85 Juta 

1. Hrkalovic tuding Stefanovic dengan sengaja menyadap Presiden Vucic

Berdasarkan wawancara Hrkalovic dalam majalah Objektiv, ia mengakui bahwa tindak kriminal yang dijatuhkan padanya hanyalah sebagian. Tak hanya itu saja, ia menuding Nebojsa Stefanovic ikut terlibat dalam skandal tersebut. 

"Stefanovic memiliki kendali atas informasi dari percakapan telepon antara Presiden Vucic dan anggota keluarganya. Dia sudah membaca seluruh naskah dari percakapan telepon di belakang Vucic," tutur Hrkalovic, dalam Serbian Monitor

Perempuan itu menambahkan, Stefanovic menginginkan transkrip tersebut agar diserahkan kepadanya. Dia juga tidak menerapkan kebijakan kontraintelijen untuk melindungi Vucic ataupun memberitahukan BIA atas aksinya tersebut. Bahkan, ia menyebut sudah banyak kasus intersepsi dan penyadapan komunikasi tanpa otorisasi. 

"Saya selalu berada di bawah kepercayaan bahwa Stefanovic sudah menginformasikan presiden dan melindunginya dari kontraintelijen sesuai dengan aturan hukum," tuturnya.

2. Stefanovic menolak terlibat dalam skandal penyadapan Vucic

Menanggapi tudingan tersebut, Stefanovic menolak terlibat dalam skandal penyadapan komunikasi Presiden Vucic. Ia juga menegaskan bahwa Hrkalovic sudah dipecat dari kementerian lantaran menjadi salah satu anggota organisasi kriminal. 

Maka dari itu, Stefanovic juga menyatakan bahwa ia tidak pernah menggunakan aplikasi SKY yang digunakan oleh organisasi kriminal. Ia juga menyerukan kepada otoritas untuk menginvestigasi klaim yang dibuat oleh Hrkalovic dan pengacaranya. 

Tak berhenti di situ saja, politikus berusia 45 tahun itu juga menyebut rekan satu partainya di SNS, Vladimir Djukanovic, terlibat dalam penyerangan politik dan media untuk kepentingannya sendiri, dilaporkan N1.

Bahkan, ia menuduh pemilik majalah Objektiv, Aleksandar Papic telah membayar kepada Djukanovic setiap bulannya sebesar 240 ribu dinar Serbia atau Rp31 juta.

Baca Juga: Jerman Minta Serbia-Kosovo Rujuk jika Ingin Gabung Uni Eropa

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya