TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantah Klaim Kudeta, Menteri Komunikasi Republik Kongo: Itu Rumor!

Beredar usai Gabon dilanda kudeta militer

Presiden Republik Kongo, Denis Nguesso. (twitter.com/PR_Congo)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Republik Kongo menampik laporan yang menyebut akan ada kudeta untuk melengserkan Presiden Denis Sassou-Nguesso. Rumor di media sosial itu menyebut kudeta akan berlangsung ketika presiden pergi ke luar negeri. 

Presiden Sassou-Nguesso yang merupakan mantan personel militer diketahui sebagai salah satu presiden dengan jabatan terlama di Afrika. Ia sudah menjabat sebagai kepala negara di negara Afrika Tengah itu selama 39 tahun. 

Baca Juga: Georgia Tuduh Pejabat Ukraina Dukung Rencana Kudeta

Baca Juga: 5 Fakta Gabon, Negara di Afrika Barat yang Baru Saja Dilanda Kudeta

1. Moungalla sebut rumor kudeta itu hanyalah hoaks

Menteri Komunikasi dan Media Republik Kongo, Thierry Moungalla menekankan bahwa laporan terkait rencana kudeta adalah hoaks. 

"Pemerintah menolak kabar bohong yang beredar di masyarakat. Kami memastikan kembali agar seluruh masyarakat tetap tenang dalam menanggapi rumor ini dan tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa," tutur Moungalla pada Senin (18/9/2023), dikutip Africa News

Dalam laman resmi pemerintah Republik Kongo, sudah dipublikasikan sebuah pernyataan terkait penolakan atas segala bentuk upaya kudeta di negara Afrika Tengah itu. 

Kabar ini mencuat di tengah rentetan kudeta militer di negara-negara Afrika dalam beberapa tahun terakhir. Republik Kongo ikut ketar-ketir setelah negara tetangganya, Gabon terimbas kudeta militer usai pemilu pada akhir Agustus. 

2. Muncul di tengah rencana tandangan Nguesso ke New York

Spekulasi terkait potensi kudeta di Republik Kongo muncul ketika Presiden Nguesso (79) mengumumkan perjalanan dinas ke New York, Amerika Serikat (AS). Di sana, ia akan menghadiri sesi ke-78 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

"Saya akan tinggal di kota itu, sekaligus mengajukan potensi penguatan hubungan bilateral dan mempromosikan konferensi dengan dataran hutan hujan tropis yang akan diselenggarakan di Brazaville bulan depan," tulis Nguesso dalam akun Twitter-nya.

Dilansir La Prensa Latina, Nguesso berhasil memenangkan pilpres dalam 4 periode berturut-turut pada 2021. Ia pertama kali memimpin pada 1979 usai terjadinya kudeta militer pada 1977. Ia pun memimpin Republik Kongo sampai 1992 dengan sistem partai tunggal.

Pada 1992, ia kalah dalam pemilu setelah ditetapkannya sistem multipartai pertama di Republik Kongo. Nguesso kembali menjabat sebagai kepala negara pada 1997 setelah munculnya Perang Sipil Kongo yang didukung oleh militer Angola. 

Baca Juga: Usai Kudeta di Gabon, Rwanda dan Kamerun Ubah Posisi Militernya

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya