TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ukraina Kecewa Afsel Gelar Latihan Militer Gabungan dengan Rusia

Ukraina ingatkan Afsel supaya tidak dukung Rusia

ilustrasi bendera Afrika Selatan (unsplash.com/shaunmcreatives)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ukraina, pada Jumat (24/2/2023), kecewa kepada Afrika Selatan soal latihan militer bersama Rusia dan China. Apalagi kapal Rusia dalam latihan Angkatan Laut itu disebut sama dengan yang digunakan menyerang Ukraina. 

Beberapa bulan terakhir, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov telah mengadakan tur ke Afrika untuk meningkatkan hubungan diplomatik di tengah perang. Ia diketahui sudah berkunjung ke beberapa negara, meliputi Afrika Selatan, Eswatini, Angola, Eritrea, dan Sudan. 

Baca Juga: Setahun Perang Rusia-Ukraina, China: Sanksi ke Moskow Harus Dihentikan

1. Ukraina kecewa Afsel bersedia ikut latihan militer dengan kapal Rusia bersimbol Z 

Dilansir The Kyiv Independent, juru bicara Kemlu Ukraina Oleg Nikolenko menyayangkan latihan militer gabungan Rusia-Afrika Selatan. Pasalnya, kapal perang Rusia dalam latihan militer gabungan menggunakan simbol perang di negaranya. 

"Kami sangat menyayangkan ketika komunitas internasional, terutama negara-negara Afrika mengecam agresi Rusia dan memperkuat isolasi Federasi Rusia untuk mengakhiri perang. Namun, otoritas Afrika Selatan justru berlatih bersama mesin perang Rusia. Ini dilakukan tepat setahun Rusia melancarkan perang," papar Nikolenko. 

"Kapal fregat Rusia dengan simbol Z dan V yang digunakan tentara Rusia untuk melakukan kejahatan perang dan aksi kriminal terhadap kemanusiaan di Ukraina ikut serta dalam latihan militer di pesisir Afrika Selatan tersebut," tambahnya. 

Kemlu Ukraina juga menyerukan Afrika Selatan agar tidak mendukung agresi Rusia. Pihaknya juga meminta agar negara itu berdiri tegak mengikuti prinsip fundamental hukum internasional dan Piagam PBB, dilaporkan Ukrinform.

2. Afsel sebut membutuhkan kooperasi militer dengan negara lain

Militer Afrika Selatan menjelaskan keputusannya mengadakan latihan militer gabungan dengan Rusia dan China menjelang setahun perang Rusia-Ukraina. Harusnya, latihan bertajuk Mosi-II itu digelar pada pekan lalu. 

"Terdapat perbedaan antara politik dan militer. Saya mengklarifikasi bahwa tentara berada di bawah arahan pemerintah, tapi juga membutuhkan keterampilan baru dari pasukan militer negara lain untuk melindungi Afrika Selatan dan berguna bagi operasi perdamaian internasional," ungkap Letnan Jenderal Afrika Selatan, Siphiwe Sangweni. 

"Memang akan ada negara lain yang merasa berbeda dengan bagaimana menilai pendekatan kami. Namun, semua negara punya kedaulatan dan mempunyai hak untuk menangani masalah dengan cara yang dirasa sesuai. Kooperasi dan koordinasi dengan militer negara lain penting bagi kami," sambungnya. 

Dilansir Africa News, lebih dari 350 tentara Afrika Selatan akan berpartisipasi dalam latihan militer yang akan berlangsung sampai 27 Februari. Sedangkan, Rusia akan menjadi negara pemimpin dalam latihan militer di pesisir Afrika Selatan ini.

Baca Juga: PM Spanyol Kunjungi Ukraina: Rusia Gak Akan Menang Perang!

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya