Kematian Putra Mantan Presiden Mesir Pada 2019 Dibuka Lagi, Ada Apa?
Ia dilaporkan meninggal akibat serangan jantung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kairo, IDN Times – Kasus kematian putra dari mendiang mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi kembali menjadi sorotan usai tim penasihat hukum yang bertindak sebagai pengacara keluarga, mengeluarkan pernyataan terkait informasi terbaru. Dalam laporan yang dirilis hari Minggu (06/09/2020), pihak pengacara mengungkapkan adanya bukti kuat yang menunjukkan bahwa tewasnya Abdullah Morsi, bukan disebabkan oleh serangan jantung –seperti yang diklaim sebelumnya, melainkan dibunuh dengan menggunakan “zat yang mematikan.”
Abdullah, merupakan putra bungsu Mohamed Morsi, Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, yang wafat pada 17 Juni 2019 dalam sel tahanan. Sebelum meninggal, ia diketahui tengah berusaha keras memperjuangkan keadilan untuk sang ayah dan melayangkan tuduhan terbuka kepada beberapa pihak di pemerintahan sebagai dalang pembunuhan. Malangnya, Abdullah justru tewas pada 4 September 2019, dua bulan setelah kepergian ayahnya dan dalam usia relatif muda yakni 25 tahun.
1. Kasus kematian Abdullah Morsi
Pada 4 September 2019, sebuah laporan mengatakan bahwa Abdullah Morsi ditemukan tewas akibat serangan jantung disaat tengah mengendarai mobil bersama seorang 'teman'. Dalam perjalanannya, ia disebut mengalami kejang sehingga dilarikan ke rumah sakit al-Waha di Giza, sebelah selatan ibu kota Mesir. Namun, upaya dokter untuk menyelamatkannya tidak berhasil. Demikian keterangan yang disampaikan pengacaranya di Kairo dan dibenarkan oleh pihak pemerintah Mesir, melansir dari Middle East Eye.
Kini setelah satu tahun berlalu, pada peringatan pertama kematiannya, tim hukum keluarga Morsi Guernica 37 International Justice Chambers berbasis di Inggris muncul untuk mengangkat kembali kasus kematian tersebut dan mengungkapkan bahwa mereka telah memperbarui permintaan kepada pihak berwenang Mesir untuk penyelidikan independen atas kematian mantan Presiden dan putra bungsunya.
Dalam bunyi pernyataan, pihak firma hukum mengatakan informasi yang sebelumnya diberikan terkait kronologi kematian Abdullah tidak mengungkapkan kejadian sepenuhnya. Abdullah memang berada di mobil pada saat sebelum kematian. Tetapi pada waktu itu, ia sebenarnya telah disuntikkan dengan zat mematikan yang membuatnya kejang, lalu dibawa berkendara dalam jarak tempuh lebih dari 20 kilometer hingga akhirnya tewas bahkan sebelum tiba di rumah sakit.
Tim kuasa hukum juga menyebut tentang adanya rekaman video yang dapat menjadi bukti terkait detik-detik pada saat Abdullah dibawa turun dari mobilnya di rumah sakit. Bertentangan dengan pernyataan dari pihak keamanan, video tersebut justru memperlihatkan bahwa yang berada bersama korban di dalam mobil bukan hanya satu melainkan dua orang, dimana salah satu sosok tersebut yang dipanggil dengan nama “Micho” telah berkomunikasi dengan tim kuasa hukum untuk membeberkan kejadian mengenai suntikan. Sementara seorang lagi kini dilaporkan tengah menjalani sidang tuntutan dalam penyelidikan meski kabarnya, tidak dilakukan secara transparan.
Baca Juga: Warga Mesir Ramai Bahas Isu Pembongkaran di Makam Islam Kuno
Baca Juga: Mesir Undang Elon Musk Berkunjung Usai Klaim Piramida Dibangun Alien
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.