TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Arab Saudi Tolak Penyelidikan PBB Terkait Kasus Jamal Khashoggi

Menurutnya, sistem hukum mereka lebih berkompeten

twitter.com/EnglishPars

Riyadh, IDN Times - Pemerintah Arab Saudi menolak PBB untuk penyelidikan terkait kasus pembunuhan terhadap seorang jurnalis Arab Saudi ternama, Jamal Khashoggi. Menurutnya, sistem hukum mereka lebih berkompeten dalam menangani kasus ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan kasus Khashoggi merupakan tragedi besar

twitter.com/KSAmofaEN

Dilansir dari Aljazeera.com, Arab Saudi tidak memerlukan penyelidikan dari PBB atau dunia internasional terhadap kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dengan alasan sistem hukum yang dimiliknya berkompeten dapat menangani masalah ini. Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al Jubeir, mengatakan pada hari Minggu, 10 Februari 2019, waktu setempat bahwa kasus pembunuhan Jamal Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Turki pada tanggal 2 Oktober 2018 lalu adalah tragedi besar dan membantah bahwa itu disetujui oleh kepemimpinan Arab Saudi.

Beberapa badan intelijen Amerika Serikat sebelumnya menyimpulkan bahwa pembunuhan itu hampir pasti memperoleh persetujuan penguasa Kerajaan secara de facto, Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Pada bulan Desember 2018, para senator Amerika Serikat mendukung tindakan yang menuduh Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi.

"Putra mahkota tidak ada hubungannya dengan ini.  Tidak ada perintah yang diberikan untuk membunuh Jamal Khashoggi dan seluruh negara terkejut dengan ini," ungkap pernyataan dari Adel Al Jubeir seperti yang dikutip dari Aljazeera.com.

2. Pelapor khusus PBB menilai Arab Saudi merusak upaya Turki menyelidiki kasus ini

twitter.com/TheWeekUK

Pelapor khusus PBB bidang pelaksanaan ekstra yudisial, Agnes Callamard, melakukan penyelidikan selama 1 minggu di Turki mengenai pembunuhan Khashoggi dan menyimpulkan dalam temuan awal bahwa itu pembunuhan yang dilakukan secara brutal dan terencana, serta dilakukan oleh para pejabat negara Arab Saudi. Laporan terakhirnya akan jatuh tempo pada bulan Juni 2019 ini.

Callamard juga mengatakan bahwa Arab Saudi juga secara serius merusak upaya Turki untuk menyelidiki pembunuhan Khashoggi di konsulatnya di Istanbul. Dia telah meminta akses ke Arab Saudi dan menyatakan keprihatinan utama tentang keadilan proses bagi mereka yang menghadapi persidangan di Arab Saudi atas pembunuhan Khashoggi. 

"Pelapor PBB yang Anda ajak bicara tidak melakukan penyelidikan PBB. Dia melakukan ini sendiri, dalam kapasitasnya sebagai pelapor hak asasi manusia, dan dia pergi ke Turki dan dia kembali dan mengeluarkan pendapat yang adalah miliknya sendiri, ini bukan pendapat PBB," ungkap pernyataan dari Agnes Callamard seperti yang dikutip dari Aljazeera.com.

Ia juga mengatakan tidak ada alasan untuk mengizinkan PBB mendapatkan akses ke Arab Saudi untuk penyelidikan. "Kami telah melakukan hal yang benar. Kami mengakui bahwa ini terjadi, kami mengakui bahwa ini adalah pejabat pemerintah Saudi, kami mengakui bahwa mereka tidak memiliki wewenang untuk melakukan ini dan kami memenjarakan mereka dan sekarang kami mengadili mereka," ungkap pernyataan tambahan Agnes Callamard yang dikutip dari Aljazeera.com.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri AS Tiba di Riyadh Bahas Kasus Jamal Khashoggi

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya