TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Australia Kecam Keras Usulan UE Soal Pajak Baru Karbon

Pemerintah Australia akan mencermati bagaimana itu berlaku

Ilustrasi karbon. (Pixabay.com/VIVIANE6276)

Canberra, IDN Times - Pemerintah Australia pada hari Kamis, 15 Juli 2021, waktu setempat mengecam usulan yang diajukan Uni Eropa terkait tarif baru pajak karbon. Pemerintah Australia melalui Kementerian Perdagangan Australia akan mencermati bagaimana hal itu akan diberlakukan. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pajak tersebut akan membuat eksportir ke Uni Eropa membayar lebih untuk baja dan semen 

Ilustrasi pabrik baja. (Pixabay.com/MichaelGaida)

Dilansir dari BBC, Australia, yang merupakan salah satu pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia, mengecam keras usulan Uni Eropa untuk memberlakukan tarif pajak karbon. Langkah itu dikonfirmasi sehari sebelumnya dalam rencana iklim baru Uni Eropa. Pajak seperti itu akan membuat eksportir ke Uni Eropa membayar lebih untuk barang-barang seperti baja dan semen, untuk menyamakan kedudukan bagi perusahaan-perusahaan Eropa yang membayar izin karbon.

Tetapi Australia berpendapat bahwa tarif semacam itu akan menjadi proteksionis dan dapat melanggar aturan perdagangan. Menteri Perdagangan Australia, Dan Tehan, mengatakan Australia akan mencermati dengan baik bagaimana hal itu akan diberlakukan, dengan pandangan terhadap potensi pelanggaran aturan. Hanya sekitar 4 persen dari ekspor Australia yang langsung masuk ke Eropa, tetapi pajak seperti itu, jika disahkan, kemungkinan akan menciptakan biaya tambahan untuk penjualan sumber daya Australia ke Tiongkok dan pasar utama Asia lainnya.

Komoditas tambang seperti bijih besi, batu bara, gas, dan minyak menyumbang lebih dari dua pertiga kekayaan ekspor Australia.

Baca Juga: Uni Eropa Lirik Potensi Perdagangan dan Investasi di Sumatra Selatan

Analis setempat mengatakan bahwa kebijakan tersebut akan mempengaruhi Australia
secara langsung, karena mengekspor sejumlah kecil besi ke Uni Eropa, tetapi juga secara tidak langsung karena Australia menyediakan barang di sepanjang rantai pasokan seperti alumina ke Mozambik yang dilebur dan diekspor sebagai aluminium ke Uni Eropa. Direktur Program Iklim dan Energi di Australian Institute, Richie Merzian, mengatakan bahwa pemerintah Australia mengklaim bahwa pendekatannya terhadap iklim ditentukan oleh teknologi, bukan pajak.

Ia menambahkan sudah jelas saat ini bahwa pajak atas barang-barang berpolusi tinggi Australia akan datang dan pendapatan akan dikumpulkan sera diinvestasikan ke dalam pesaing perdagangan Australia. Uni Eropa telah meninggalkan pintu untuk memperluas skema ke sektor lain di masa depan. Ada juga kekhawatiran di pemerintah Australia bahwa negara-negara lain, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang, mungkin juga mempertimbangkan kebijakan serupa. Uni Eropa sendiri berencana untuk secara bertahap dalam skemanya, dengan bisnis menghadapi kewajiban pemantauan serta pelaporan dari tahun 2023 hingga 2025 ini, sebelum membayar mulai tahun 2026 ini dan seterusnya.

Iklim telah diangkat sebagai masalah negosiasi yang sedang berlangsung antara Australia dan Uni Eropa mengenai perjanjian perdagangan bebas.

2. Analis mengatakan kebijakan itu akan mempengaruhi Australia secara langsung 

Bendera Australia. (Pixabay.com/RebeccaLintzPhotography)

Baca Juga: 3 Negara Uni Eropa Ini Dianggap Tidak Ramah LGBT

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya