TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

COVID-19 Naik, Sydney Perpanjang Lockdown Selama 1 Bulan

Tahun 2021 ini, lebih dari 2.500 terinfeksi COVID-19

Suasana di sekitar wilayah Sydney, Australia. (Unsplash.com/danfreemanphoto)

Sydney, IDN Times - Kasus COVID-19 di Sydney semakin meningkat membuat pemerintah New South Wales memutuskan memperpanjang lockdown untuk wilayah Sydney pada hari Rabu, 28 Juli 2021, waktu setempat selama sebulan ke depan. Tahun 2021 ini, di wilayah Sydney sudah sebanyak 2.500 orang terinfeksi COVID-19. Bagaimana situasi di sana saat ini?

1. Sudah sebulan situasi lockdown telah berlangsung di Sydney 

Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian. (Instagram.com/gladysb)

Dilansir dari BBC, lockdown di Sydney, Australia kembali diperpanjang selama 1 bulan ke depan karena kasus COVID-19 terus meningkat. Kota terbesar di Australia ini telah berada di bawah perintah "stay at home" sejak akhir Juni 2021 lalu karena adanya varian Delta yang mewabah Australia saat ini. Lebih dari 2.500 orang telah terinfeksi COVID-19 dalam wabah terburuk di Sydney pada tahun 2021 ini.

Negara Bagian New South Wales, di mana Sydney merupakan ibu kotanya, telah melaporkan sebanyak 177 kasus baru pada hari Rabu, 28 Juli 2021, waktu setempat yang merupakan jumlah terbanyak sejak Maret 2020 lalu. Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian, mengatakan tidak mungkin bagi kota itu untuk keluar dari situasi lockdown pada hari Jumat, 30 Juli 2021, ini seperti yang telah direncanakan. Dia mengumumkan pembatasan lebih lanjut pada pergerakan, termasuk batas 10 km untuk belanja kebutuhan penting.

Sedangkan di negara bagian lainnya seperti Victoria dan South Australia telah keluar dari situasi lockdown pada hari Rabu, 28 Juli 2021, ini setelah menahan wabah dalam jumlah yang kecil.

Baca Juga: Masih Rentan COVID-19, Lockdown Sydney Diperpanjang

Pihak berwenang setempat menilai yang menjadi perhatian khusus adalah setidaknya 46 kasus baru adalah orang yang aktif di lingkungan masyarakat sebelum dinyatakan positif COVID-19 dapat meningkatkan kemungkinan adanya penularan. Mereka juga telah memperingatkan bahwa penularan masyarakat aktif harus mendekati nol sebelum melonggarkan aturan pembatasan ketat. Berejiklian juga mengakui kekesalan dan frustrasi seperti yang dirasakan oleh warga setempat karena tidak dapat memperoleh jumlah kasus yang diinginkan pada saat ini, tetapi itulah kenyataannya.

Berejiklian menambahkan bahwa polisi akan meningkatkan penegakan aturan jarak sosial yang luas serta mendesak warganya untuk melaporkan dugaan pelanggaran, dengan mengatakan tidak dapat menahan orang yang terus melakukan hal yang salah karena itu membuat semua mundur. Dalam satu kasus, upacara berkabung yang dihadiri oleh 50 orang yang melanggar aturan lockdown mengakibatkan 45 kasus COVID-19.

Perpanjangan lockdown itu mengubah apa yang awalnya dimaksudkan sebagai lockdown snap kota terpadat di Australia menjadi salah satu yang terpanjang di negara tersebut sejak pandemi pertama kali terjadi dan dapat memicu resesi kedua dari ekonomi nasional sebesar 2 triliun dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp21.339 triliun dalam 2 tahun terakhir.

2. Setidaknya 46 kasus dari kasus baru tersebut adalah orang yang aktif di lingkungan masyarakat sebelum dinyatakan positif COVID-19 

Suasana di sekitar wilayah Sydney, Australia. (Unsplash.com/roadtripwithraj)

Baca Juga: Lonjakan Infeksi Terjadi, Sydney Lakukan Isolasi

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya