TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

G7 Hadapi Keputusan Penting Atasi Perubahan Iklim

Topik iklim merupakan salah satu yang dibahas di G7

Ilustrasi polusi udara. (Pixabay.com/marcinjozwiak)

Cornwall, IDN Times - Para pemimpin kelompok G7 akan menghadapi keputusan penting atas perubahan iklim pada hari Minggu, 13 Juni 2021, ini waktu setempat. Topik iklim merupakan salah satu topik yang akan dibahas dalam pertemuan G7 kali ini. Bagaimana awal ceritanya?

Baca Juga: Oposisi Namibia Menentang Kesepakatan Genosida Jerman

1. Pengamat politik memperingatkan bahwa manusia bisa berada di ambang ketidakstabilan seluruh planet  

Ilustrasi Planet Bumi. (Pixabay.com/PIRO4D)

Dilansir dari BBC, pengamat politik, Sir David Attenborough, mengatakan para pemimpin G7 menghadapi keputusan yang paling penting dalam sejarah manusia saat mereka berupaya mengatasi perubahan iklim. Ia akan berbicara kepada para pemimpin dunia yang berkumpul di Cornwwall, Inggris, pada hari Minggu, 13 Juni 2021, ini waktu setempat saat mereka menetapkan rencana untuk mengurangi emisi karbon dan memulihkan keanekaragaman hayati. Menjelang pertemuan, Sir David memperingatkan bahwa manusia bisa berada di ambang ketidakstabilan seluru planet.

Kelompok G7, yang terdiri dari Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Prancis, Jerman, dan Italia, diharapkan berjanji untuk hampir mengurangi separuh emisi mereka pada tahun 2030 ini, relatif terhadap tingkat 2010 lalu. Inggris telah melampaui komitmen itu, yang sebelumnya menjanjikan pengurangan emisi setara dengan 58 persen pada tingkat tahun 2010 lalu. Pada hari terakhir KTT, negara-negara akan menetapkan bagaimana mereka berharap untuk memenuhi target emisi.

Ini diharapkan melalui penghapusan mobil bensin dan diesel secara bertahap, mengakhiri semua penggunaan batu bara yang tidak berkurang sesegera mungkin, dan menghentikan hampir semua dukungan langsung pemerintah untuk sektor bahan bakar fosil di luar negeri.

2. Suhu rata-rata bumi saat ini sekitar 15 derajat Celcius  

Ilustrasi pemanasan global. (Pixabay.com/Chris_LeBoutillier)

Suhu rata-rata bumi sekitar 15 derajat Celcius tetapi jauh lebih tinggi dan lebih rendah di masa lalu. Ada fluktuasi alami dalam iklim tetapi para ilmuwan mengatakan suhu saat ini meningkat lebih cepat dibandingkan di banyak waktu lainnya. Hal ini terkait dengan efek rumah kaca, yang menggambarkan bagaimana atmosfer bumi memerangkap sebagian energi Matahari.

Energi matahari yang memancar kembali ke angkasa dari permukaan Bumi diserap oleh gas runah kaca dan dipancarkan kembali ke segala arah. Ini memanaskan atmosfer bagian bawah dan permukaan planet, sehingga tanpa efek ini, Bumi akan menjadi sekitar 30 derajat Celcius lebih dingin dan tidak bersahabat dengan kehidupan. Para ilmuwan percaya kita sebagai manusia menambah efek rumah kaca alami, dengan gas yang dilepaskan dari industri dan pertanian memerangkap lebih banyak energi dan meningkatkan suhu.

Hal inilah yang disebut dengan perubahan iklim atau pemanasan global. Para pemimpin G7 akan mendukung rencana yang bertujuan untuk membalikkan hilangnya keanekaragaman hayati, ukuran berapa banyak spesies yang berbeda hidup di ekosistem, pada akhir dekade ini. Rencana tersebut akan mencakup mendukung target global untuk melestarikan atau melindungi setidaknya 30 persen daratan dan lautan pada tahun 2030 ini.

Baca Juga: Pemerintah Negara-Negara Ini Selamatkan Maskapai Mereka dari Bangkrut

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya