Parlemen Eropa Serukan Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing
Sebelumnya, Inggris juga melakukan hal serupa ke Tiongkok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Brussels, IDN Times - Parlemen Eropa pada hari Jumat, 9 Juli 2021, waktu setempat menyerukan kepada para pejabat diplomatik untuk memboikot pergelaran Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 ini. Sebelumnya, Inggris juga melakukan hal serupa terhadap Tiongkok. Bagaimana awal ceritanya?
1. Perolehan suara parlemen Eropa sebanyak 578 suara mendukung, 29 suara menentang, dan 73 suara abstain
Dilansir dari The Guardian, Parlemen Eropa telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan para pejabat diplomatik untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 sebagai tanggapan atas pelanggaran HAM yang terus berlanjut oleh pemerintah Tiongkok. Dalam ketegangan yang meningkat antara Uni Eropa dan Tiongkok, resolusi yang tidak mengikat itu juga meminta pemerintah untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut, memberikan visa darurat kepada jurnalis Hong Kong, dan lebih lanjut mendukung warga Hong Kong untuk pindah ke Eropa. Hal itu disahkan dengan perolehan suara 578 suara mendukung, 29 suara menentang, dan 73 suara abstain, serta didukung oleh semua kelompok politik arus utama Eropa, termasuk kelompok kanan-tengah Partai Rakyat Eropa (EPP) dari Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan kelompok sentris dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Resolusi 28 poin tersebut menyerukan para pejabat Uni Eropa dan negara-negara anggota untuk menolak semua undangan pemerintah serta diplomatik ke Olimpiade Musim Dingin 2022, kecuali pemerintah Tiongkok menunjukkan perbaikan yang dapat diverifikasi dalam situasi HAM di Hong Kong, wilayah Xinjiang Uyghur, Tibel, Inner Mongolia, dan tempat lain di Tiongkok. Resolusi tersebut memiliki fokus pada tindakan keras Hong Kong dan mengutip banyak contoh khusus yang menjadi perhatian, termasuk terutama penutupan surat kabar pro-demokrasi, Apple Daily, dan penuntutan staf dan pemilik, pengenalan, serta penggunaan Undang-Undang Keamanan Nasional, sekaligus perubahan pada pendidikan, pengadilan, dan Pemilu.
Baca Juga: Bonus Miliaran Rupiah Menanti Atlet Olimpiade Indonesia
Editor’s picks
Sebuah Komite Parlemen Inggris pada hari Kamis, 8 Juli 2021, waktu setepat telah mengeluarkan laporan yang menyerukan boikot pemerintah terhadap Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, Tiongkok, untuk menekan Tiongkok agar mengakhiri penganiayaan terhadap kaum Uyghur. Komite Pemilihan Urusan Luar Negeri Inggris mengatakan pihak Inggris harus memastikan bahwa pemerintah Tiongkok menghadapi konsekuensi atas kejahatannya di Xinjiang. Daftar proposal yang diberikan kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pada hari yang sama mencatat bukti tak terbantahkan dari kerja paksa, penahanan sewenang-wenang, penghapusan budaya, pemerkosaan sistematis, sterilisasi paksa, pemisahan anak-anak dari keluarga, serta pengawsan massal terhadap Uyghur dan kelompok minoritas lainnya di Tiongkok bagian barat laut, yang semuanya didukung oleh kepemimpinan Tiongkok.
Pemerintah Inggris harus menghindari upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Musim Dingin 2022 ini, mencegah bisnis Inggris mensponsori atau mengiklankan acara tersebut, dan mendorong penggemar serta wisatawan untuk menjauh. Pemerintah Inggris juga harus mencegah atlet dari mendukung atau menerima upaya propaganda pemerintah Tiongkok saat berada di negara itu. Saran tersebut menggemakan seruan baru-baru ini oleh Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi, yang mengatakan pihak Amerika Serikat harus melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin yang digelar di Tiongkok.
Usulan yang disampaikan oleh Amerika Serikat dan Inggris tersebut akan mengirimkan pesan politik yang kuat tanpa membahayakan peluang atlet yang memilih untuk mengambil bagian dalam kompetisi tersebut.
Baca Juga: 7 Atlet Bulu Tangkis Indonesia Jalani Debut di Olimpiade Tokyo 2020
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.