TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Paus Fransiskus Sesalkan Peristiwa Bom Bunuh Diri di Irak

Para pelaku sengaja meledakkan diri di sekitar pasar

(Paus Fransiskus ketika memberikan pesan Natal 2019 di Lapangan Santo Petrus) vaticannews.va

Baghdad, IDN Times - Peristiwa dua bom bunuh diri yang terjadi di kota Baghdad, Irak, telah menewaskan sebanyak 32 orang dan 110 orang lainnya mengalami luka-luka pada hari Rabu, 21 Januari 2021, waktu setempat. Para pelaku diketahui sengaja meledakkan diri di dekat kerumunan banyak orang di pasar setempat. Bagaimana situasinya saat ini?

1. Pasukan keamanan sebelumnya telah mengejar kedua pelaku

Dilansir dari CNN, sebelum peristiwa pemboman terjadi, para petugas keamanan sempat mengejar kedua pelaku sebelum pada akhirnya meledakkan diri di dekat kerumunan orang. Itu merupakan serangan bom bunuh diri pertama yang terjadi di Irak sejak terakhir kali terjadi pada awal 2018 lalu. Pelaku pertama telah memasuki pasar dan berpura-pura mengalami sakit serta meminta bantuan sehingga menyebabkan kerumunan orang-orang di sekitarnya sebelum meledakkan diri.

Pelaku kedua kemudian pergi ke lokasi kejadian dengan sepeda motor sebelum meledakkan rompi peledaknya. Sampai saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa ini, meskipun serangan ini merupakan ciri khas kelompok jihadi Sunni yang telah melakukan banyak serangan serupa di Irak. Pemboman dengan cara sepert ini sudah seringkali terjadi di Irak selama puncak perang pada tahun 2005 dan 2007 lalu.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Kembar di Irak, 13 Orang Meninggal dan 19 Cedera

2. Perdana Menteri Irak telah mengadakan pertemuan darurat usai peristiwa ini terjadi

Pertemuan darurat yang digelar oleh Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, usai peristiwa pemboman terjadi di Baghdad, Irak, pada hari Rabu, 21 Januari 2021, waktu setempat. (Twitter.com/IraqiPMO)

Usai peristiwa tersebut, Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, langsung menggelar pertemuan darurat dengan petugas keamanan tinggi di markas Komando Operasi Baghdad dan Kadhimi sendiri merupakan Panglima Angkatan Bersenjata Irak yang didukung oleh Amerika Serikat. Meskipun mengalami penurunan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir, Irak ternyata selalu menjadi tuan rumah bagi banyak kelompok bersenjata. 

Kelompok senjata yang didukung Iran di Irak telah dituduh secara teratur meningkatkan serangan terhadap posisi Amerika Serikat, yaitu kedutaan Amerika Serikat, selama setahun terakhir ini yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di negara yang bergulat dengan wabah virus COVID-19 dan gejolak perekonomian. Pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Irak menilai serangan tersebut sebagai tindakan pengecut yang tercela menggarisbawahi bahaya terorisme yang terus dihadapi jutaan warga Irak. Begitu juga dengan pihak Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) yang mengutuk keras serangan tersebut serta menilai serangan itu tidak akan melemahkan gerakan Irak menuju stabilitas dan kemakmuran serta tak lupa mengucapkan turut berdukacita kepada keluarga korban dan yang terluka berharap segera pulih. 

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Kembar di Irak, 13 Orang Meninggal dan 19 Cedera

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya