TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pulang ke Bumi, Tiongkok Jadi Negara Ketiga Bawa Sampel Bulan

Ini menjadi prestasi yang sangat baik bagi Tiongkok

Pesawat robotik Chang'e-5 yang merupakan pesawat robotik luar angkasa yang digunakan Tiongkok dalam melancarkan misinya. (Twitter.com/ErziaTech)

Beijing, IDN Times - Tiongkok akhirnya menjadi negara ketiga di dunia setelah berhasil membawa sampel bebatuan dari Bulan dan tengah dalam perjalanan kembali ke Bumi. Ini menjadi prestasi sangat baik bagi Tiongkok, khususnya dalam misi luar angkasa yang dilakukannya kali ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ini adalah keberhasilan penyesuaian misi yang dilakukan Chang'e-5

Kapsul yang membawa sampel bebatuan yang dibawa dari Bulan oleh pesawat robotik Chang'e-5. (Twitter.com/JasonXie1977)

Dilansir dari BBC, misi yang dilakukan Chang'e-5 oleh Tiongkok telah menuju perjalanan pulang ke Bumi dengan muatan batu dan tanah yang diambilnya dari Bulan. Sebuah kapsul yang membawa bahan-bahan tersebut mendarat di Inner Mongolia tak lama setelah pukul 01:30 waktu setempat pada hari Kamis, 17 Desember 2020, ini. Dengan demikian, sudah lebih dari 40 tahun lamanya sejak terakhir kali dilakukan oleh misi Apollo dari Amerika Serikat dan Luna dari Uni Soviet yang sebelumnya berhasil melakukan prestasi serupa.

Spesimen baru ini dinilai dapat memberikan wawasan baru mengenai geologi dan sejarah awal satelit Bumi. Bagi Tiongkok, ini adalah keberhasilan penyelesaian usaha Chang'e-5 juga akan dilihat sebagai demonstrasi lain dari peningkatan kemampuan bangsa di luar angkasa. Tim pemulihan dengan cepat masuk ke kapsul yang dikembalikan dan ini merupakan yang pertama kalinya ditemukan oleh helikopter menggunakan kamera infra merah.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Sputnik 1, Satelit Pertama Penjelajah Ruang Angkasa! 

2. Misi Chang'e-5 diketahui telah mengumpulkan sebanyak 0,5 kg sampel bebatuan

Proses pengambilan sampel bebatuan yang akan dikirim ke Bumi oleh Chang'e-5. (Twitter.com/JasonXie1977)

Pesawat robotik luar angkasa Chang'e-5 diketahui membawa sampel bebatuan dari Bulan sebesar 0,5 kg dengan mengebor hingga 2 meter ke dalam regolit bulan serta mengambil bahan dari permukaan. Penghitungan kawah dari pengamatan orbital menunjukkan daerah sampel mungkin masih muda secara geologis. Pembicara dari Ilmu Bulan University of Manchester, Katherine Joy, mengatakan sampel mungkin mewakili beebrapa aliran lava bulan terakhir yang meletus.

Ia juga menambahkan jika demikian, mereka tidak hanya memberi tahu kami tentang bagaimana riwayat termal Bulan, tetapi ini juga merupakan sampel penting untuk membantu kami mengkalibrasi riwayat tumbukan Bulan. Joy mengatakan bahwa mengkalibrasi bagian muda dari catatan tumbukan Bulan ini akan memiliki implikasi penting dalam memahami usia permukaan semua benda lain di Tata Surya.

Seorang ahli Geologi Planet dari University of Lorraine, Perancis, Jessica Flahaut, mengatakan bahwa misi tersebut sangat besar bagi komunitas sains, yang sudah sekian lama menunggu untuk mendapatkan lebih banyak sampel selama beberapa dekade, sampel terakhir yang dibawa ke Bumi adalah misi dari Luna oleh Uni Soviet pada tahun 1976 lalu, sehingga Bulan pada kali ini mendapatkan sorotan lebih banyak lagi.

Flahaut mencatat bahwa sampel yang dibor terdiri dari 0,5 kg bahan serta memiliki catatan lapisan paleo regolit dalam sampel inti bor dan dapat menggunakannya untuk mensurvei catatan angin matahari dan peristiwa galaksi selama jutaan tahun.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Sputnik 1, Satelit Pertama Penjelajah Ruang Angkasa! 

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya