TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

UE Pertimbangkan Pemberian Hukuman Terhadap Rusia

Pihaknya mengutuk keras terhadap penangkapan para demonstran

Para ribuan demonstran menentang penangkapan terhadap politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny. (Twitter.com/carlbildt)

Brussels, IDN Times - Pihak Uni Eropa melalui Kementerian Luar Negeri akan mempertimbangkan potensi pemberian hukuman terhadap Rusia atas penangkapan yang dilakukan pemerintah Rusia terhadap pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny. Tak hanya itu, Uni Eropa juga mengutuk keras terhadap aksi penangkapan para demonstran. Bagaimana awal ceritanya?

1. Penangkapan terhadap ribuan demonstran dinilai penghinaan yang tak dapat ditoleransi dan menuju ke arah otoriterisme

Para ribuan demonstran menentang penangkapan terhadap politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny. (Twitter.com/carlbildt)

Dilansir dari The Guardian, Menteri Luar Negeri Uni Eropa akan mempertimbangkan potensi langkah selanjutnya terhadap Rusia setelah negara-negara Barat mengutuk keras perlakukan pemerintah Rusia terhadap para demonstran yang menyerukan pembebasan politisi oposisi, Alexei Navalny. Amerka Serikat, Uni Eropa, dan Inggris bergabung dalam mengkritik Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Minggu, 24 Januari 2021, waktu setempat dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menggambarkan penangkapan massal ribuan demonstran di beberapa kota Rusia sebagai penghinaan yang tidak dapat ditoleransi dan mengalami penurunan ke arah otoriterisme.

Bentrokan tersebut terjadi di kota Moskow, St. Petersburg, Vladivostok, dan kota-kota lainnya di Rusia dan beberapa demonstran bentrok dengan polisi anti huru-hara yang mengenakan pelindung tubuh dan helm yang menyebabkan puluhan orang demonstran terluka. Presiden Polandia, Andrzej Duda, telah menyerukan kepada Uni Eropa untuk meningkatkan sanksi kepada Rusia atas perlakuan terhadap Navalny, yang baru tiba di Rusia setelah beberapa bulan berada di Jerman. Tak sampai di situ, ia meminta Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, untuk mempertimbangkan kembali rencana ke Rusia bulan Februari 2021 ini, kecuali Navalny dibebaskan.

Baca Juga: Rusia Diguncang Demo, Ribuan Pendukung Navalny Ditangkap

Sehari sebelumnya, kepolisian Rusia telah menangkap sebanyak 3.000 demonstran dalam protes besar-besaran secara nasional menuntut pembebasan Navalny. Di tengah protes tersebut yang digelar di sejumlah kota saat itu mencapai suhu terendah hingga -50 derajat Celcius dan di Moskow sendiri sekitar 15.000 demonstran berkumpul di sekitar Pushkin Square di pusat kota, di mana bentrokan antara demonstran dengan para polisi pecah dan secara kasar, para demonstran diseret petugas polisi.

Istri dari Navalny, Yulia, ikut ditangkap dalam aksi tersebut dan polisi akhirnya mendorong mereka keluar dari alun-alun. Meski dengan adanya penangkapan besar-besaran tersebut, para pendukung Navalny berencana akan menggelar aksi serupa pada pekan depan. Protes telah meluas dari wilayah ujung barat Rusia hingga ujung paling timur Rusia, dalam hal ini membuktikan bahwa para pendukung Navalny telah tersebar di seluruh Rusia. 

Navalny dan kampanye anti-korupsi yang digaungkannya telah membangun jaringan dukungan yang luas meskipun ada penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Rusia dan secara rutin diabaikan oleh media pemerintah.

2. Sehari sebelumnya, kepolisian Rusia telah menangkap sebanyak 3.000 demonstran

Baca Juga: Setelah Kasus Racun, Alexei Navalny akan Kembali ke Rusia

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya