Rusia Diguncang Demo, Ribuan Pendukung Navalny Ditangkap

Istri Navalny termasuk yang ditangkap

Moskow, IDN Times – Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny yang ditangkap otoritas Rusia saat kembali ke negara tersebut dari Jerman, telah menyebabkan reaksi balik yang dashyat. Puluhan ribu pendukung Navalny memenuhi jalanan di pusat kota Moskow untuk melakukan demonstrasi, menuntut pembebasan pemimpin oposisi tersebut.

Pada hari Sabtu, 23 Januari 2021, demonstrasi protes secara nasional di Rusia dilakukan oleh para pendukung Alexei Navalny. Di ibukota Moskow sendiri, ada sekitar 15.000 demonstran yang berkumpul di sektiar alun-alun Pushkin. Dalam aksi tersebut, mereka terlibat bentrok dengan petugas penjaga keamanan.

1. Lebih dari 3.000 demonstran ditangkap

https://www.youtube.com/embed/Tnwj1fag5uk

Alexei Nvalny telah menjadi seorang oposisi yang kuat untuk menantang dominasi Vladimir Putin. Setelah ia selamat dari percobaan pembunuhan, kini ketika kembali ke Rusia dan ditangkap, puluhan ribu pendukungnya melakukan demonstrasi secara nasional.

Demonstrasi menuntut pembebasan Navalny di Moskow, telah membuat sekitar 1.000 orang ditangkap. Melansir dari laman Associated Press, kelompok petugas polisi yang berada di alun-alun Pushkin, tempat terkonsentrasinya massa demonstran, mendorong para demonstran tersebut keluar dari alun-alun.

Salah satu peserta demonstrasi, Andrei Gorkyov mengatakan “Situasinya semakin buruk. Ini pelanggaran hukum total” katanya ketika melihat banyak orang yang ditangkapi oleh polisi. Kelompok pemantau politik di Rusia, OVD-Info melaporkan 1.167 orang ditangkap di Moskow dan 460 orang ditangkap di St. Petersburg.

Secara nasional, demonstran yang ditangkapi oleh polisi Rusia, berjumlah sekitar 3.068 orang . Mereka ditangkap di sekitar 90 kota di Rusia, baik di pusat kota maupun di daerah terpencil seperti Yakutsk. Penangkapan tersebut juga terjadi ketika orang-orang berusaha menuju penjara tempat Navalny dikurung.

2. Istri Alexei Navalny ditangkap 

Rusia Diguncang Demo, Ribuan Pendukung Navalny DitangkapYulia Navalnaya dan Alexei Navalny. (Instagram.com/yulia_navalnaya)

Alexei Navalny adalah seorang aktivis anti korupsi Rusia. Laporannya tentang jaringan korupsi di bawah pemerintahan Vladimir Putin telah membuatnya memiliki basis pendukung yang kuat. Banyaknya pendukung telah memposisikan dirinya dalam wilayah kunci, sehingga membuat pejabat-pejabat tinggi di Kremlin harus memutar strategi.

Ketika dia keracunan dan menuduh bahwa agen-agen rahasia Kremlin yang melakukannya, selama lima bulan ia habiskan di Jerman untuk pemulihan. Ketika ia pulih dan memberanikan diri kembali ke Moskow dari Jerman, namun dia ditangkap pada 17 Januari lalu.

Seruan Navalny agar para pendukungnya turun ke jalan-jalan, dilaksanakan oleh massa pendukung pada hari Sabtu (23/1) secara nasional dan berlangsung dari pagi hingga malam hari. Puluhan ribu orang di sekitar 90 kota di Rusia bergerak untuk menuntut pembebasan Navalny, termasuk istri Navalny yang bergabung dengan demonstran di Moskow.

Melansir dari laman Deutsche Welle, Yulia Navalnaya istri Navalny, termasuk orang yang ditangkap diantara para demonstran Moskow. Aktivis terkemuka Lyubov Sobol juga ditahan oleh polisi pada protes tersebut.

Dia juga menjadi pengacara Navalny di Navalny’s Anti-Corruption Foundation. Beberapa saat kemudian, Yulia Navalnaya dibebaskan, kata lembaga anti korupsi itu.

Baca Juga: Setelah Kasus Racun, Alexei Navalny akan Kembali ke Rusia

3. Bentrokan keras terjadi

Rusia Diguncang Demo, Ribuan Pendukung Navalny DitangkapSalah satu demonstrasi menuntut pembebasan Alexei Navalny di Yakutsk dengan suhu minus 50 Celsius. (Twitter.com/Kate de Pury)

Dalam satu dekade terakhir, pemerintah Rusia dibawah Vladimir Putin telah menggunakan rasa takut untuk menekan aksi protes masyarakat. Aksi protes yang akan dilakukan seakan tampak tidak ada gunanya ketika Putin berkuasa.

Namun pada hari Sabtu (23/1), gelombang protes yang tercatat sebagai salah satu demonstrasi terbesar di Rusia, telah membentang dari Moskow hingga Valdivostok, dan bahkan di Yakutsk, di mana demonstran menantang suhu dibawah minus 50 celsius.

Kondisi ketika protes merebak cukup beragam. Dari mulai bertukar lelucon, berteriak agar Putin turun dari jabatan, membuat story Instagram, berlari menghindari pengejaran polisi atau bahkan menantang balik dan bertukar pukulan dengan polisi yang membawa perlengkapan anti huru-hara.

The Guardian melaporkan aksi protes yang diwarnai bentrokan itu, membuat para demonstran berhadapan dengan pentungan petugas polisi yang berusaha untuk mengusir orang-orang dari alun-alun Pushkin.

Polisi kadang tampak kehilangan kendali dan memukuli demonstran. Beberapa demonstran terlihat kepalanya berlumuran darah sedangkan demonstran lain juga menyerang dan menendang kepala polisi yang memakai helm anti huru-hara.

“Saya sudah lama berhenti protes, semuanya tampak tidak berguna. Tapi sesuatu hari ini membuatku merasa harus datang, Navalny hanyalah tetes terakhir” kata Yulia Makhovskaya yang berusia 45 tahun. Dia hadir bersama dengan putranya, Nikolai, untuk ikut dalam barisan demonstran.

Sejauh ini tidak ada laporan adanya korban jiwa. Hanya banyak demonstran yang berdarah karena pukulan pentungan polisi. Komite investigasi nasional Rusia akan membuka penyelidikan atas kekerasan terhadap petugas polisi yang dilakukan oleh massa demonstran.

Baca Juga: Rusia Tolak Laporan Investigasi Media Barat atas Kasus Navalny

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya