Resmi Lockdown, Prancis akan Hukum Warga yang Langgar Aturan
Keputusan diambil untuk mencegah meluasnya COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Demi mencegah meluasnya penyebaran virus corona atau COVID-19 di negaranya, Presiden Prancis Emmanuel Macron segera mengambil tindakan serius. Pada Senin (16/3), seperti dilansir CNA, Macron memerintahkan pembatasan ketat pergerakan orang demi memperlambat penyebaran COVID-19 selama dua pekan kedepan, mulai hari ini, Selasa (17/3).
Tentara Prancis juga akan dilibatkan dalam menghadapi COVID-19. Tentara akan ditugaskan untuk membantu memindahkan orang yang sakit ke rumah sakit. Prancis juga telah menutup restoran, bar, sekolah, dan resor ski untuk mencegah perluasan wabah virus corona.
Baca Juga: Prancis Tegaskan Pada Warga Bahwa Kokain Tak Sembuhkan COVID-19
1. Keputusan lockdown diambil setelah banyak orang yang mengabaikan peringatan sebelumnya
Langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam masa tenang diterapkan. Jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 meningkat dua kali lipat setiap tiga hari dan kematian meningkat lebih tinggi. Macron menunda putaran kedua pemilihan lokal pada Minggu (15/3). Fokus pemerintah memerangi pandemi, bahkan jika perlu membuat undang-undang untuk memerangi COVID-19.
Keputusan lockdown diambil setelah banyak orang yang mengabaikan peringatan sebelumnya. Banyak orang yang berbaur di taman dan sudut jalan selama akhir pekan. Mempertaruhkan kesehatan mereka sendiri dan kesejahteraan orang lain. Apa yang dilakukan orang-orang tersebut tentunya akan mempercepat penyebaran COVID-19.
Infeksi dan kematian akibat COVID-19 di Eropa, khususnya Prancis dan Spanyol, telah melonjak tajam dalam beberapa hari di belakang Italia. Di Prancis, virus corona telah menginfeksi lebih dari 6.600 orang dan telah mengakibatkan 148 orang meninggal.
Baca Juga: Prancis Ikuti Negara Eropa Lain Lawan COVID-19, Terapkan Lockdown