TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Malaysia Larang Perjalanan Umrah Mulai 8 Januari karena Omicron Meluas

Sebanyak 1.306 dari 11.108 jemaah umrah positif COVID-19

Suasana di Masjidil Haram hari pertama Ramadan. (ANTARA FOTO/REUTERS/Yasser Bakhsh)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Malaysia menangguhkan sementara izin perjalanan umrah mulai 8 Januari 2022 sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamalludin, menjelaskan penundaan ini terkait banyaknya kasus positif COVID-19 telah terdeteksi di antara pelancong yang tiba di pintu gerbang internasional (PMA) yang mayoritas terdeteksi pada pemudik yang datang dari Arab Saudi.

"Penundaan ini rekomendasi Pertemuan Khusus Kuartet yang diketuai oleh Menteri Senior Pertahanan, Hishammuddin Tun Hussein, untuk membahas proposal penundaan umrah setelah penularan Omicron," ujar Khairy di Putrajaya, dikutip dari ANTARA, Sabtu (1/1/2022).

Terkait keputusan ini, beberapa instansi yang terkait dalam pengelolaan haji umrah seperti Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya (MOTAC), Departemen Wakaf, Zakat dan Haji (JAWHAR), Kementerian Transportasi (MOT), Dewan Keamanan Nasional (MKN), Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NADMA), Departemen Imigrasi Malaysia (JIM) dan Persatuan Badan Pariwisata Umrah dan Haji (PAPUH) telah melakukan pertemuan pada Jumat (31/12/2021).

Baca Juga: Hasil Tes COVID PMI dari Malaysia Palsu, Omicron Kian Mengancam 

1. Sebanyak 1.306 dari 11.108 jemaah umrah positif COVID-19 usai tiba di Malaysia

Ilustrasi ibadah umrah. ANTARA FOTO/Hanni Sofia

Pemerintah Malaysia mengungkap sebanyak 2.763 kasus positif COVID-19 telah terdeteksi di antara pelancong yang tiba di pintu gerbang internasional (PMA) selama periode 1 Januari 2021 hingga 30 Desember 2021.

Dari jumlah tersebut sebanyak 1.446 kasus positif COVID-19 terdeteksi pada pemudik yang datang dari Arab Saudi, disusul Singapura (322 kasus), Indonesia (264 kasus), dan Inggris (217 kasus).

Sebagai perbandingan dalam 14 hari terakhir atau dalam Minggu ke-51 dan ke-52, kasus positif COVID-19 di antara pemudik yang datang dari Arab Saudi mencatat jumlah tertinggi 1.161 kasus dibandingkan Singapura (13 kasus), Indonesia (8 kasus) dan Inggris (49 kasus).

"Sebagai informasi, mulai 13 Oktober 2021 jemaah umrah pertama asal Malaysia berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan umrah dan SOP khusus pelaksanaan umrah dikeluarkan oleh Dewan Keamanan Nasional (MKN) pada 18 Oktober 2021," katanya. 

Hingga 30 Desember 2021, total jemaah umrah telah tiba di Malaysia sebanyak 11.108 orang dan 1.306 di antaranya atau 11,76 persen dinyatakan positif COVID-19.

Dari jumlah tersebut, 592 dinyatakan positif pada tes pertama pada hari kedatangan di Malaysia dan 714 kasus dinyatakan positif COVID-19 pada tes kedua yang dilakukan pada hari kelima karantina.

2. Ada 64 kasus Omicron di Malaysia, 32 di antaranya terdeteksi pada jemaah umrah

(ANTARA FOTO/Malaysia's Ministry of Health/Muzzafar Kasim/Handout via REUTERS)

Per 31 Desember 2021, dua kasus COVID-19 dikonfirmasi varian Omicron, menjadikan jumlah total varian tersebut menjadi 64 kasus. Sebanyak 63 di antaranya melibatkan pelancong dan satu kasus dugaan infeksi lokal. Dari 64 kasus infeksi COVID-19 varian Omicron ini, sebanyak 32 kasus (50 persen) terdeteksi pada jemaah umrah.

"Depkes menginformasikan bahwa Institute of Medical Research (IMR) telah melakukan tes PCR terhadap 1.077 sampel kasus positif COVID-19 di kalangan pelancong dari 21 hingga 29 Desember 2021," kata Menkes Malaysia.

Sebanyak 966 di antaranya telah menunjukkan kemungkinan (dugaan) varian Omicron dan saat ini sedang menunggu hasil uji pengurutan lengkap (WGS). Dari 966 sampel, 750 atau 77,6 persen melibatkan sampel pelancong yang datang dari Arab Saudi.

 

Baca Juga: [Kaleidoskop 2021] Buka Tutup Pintu Umrah, Jemaah RI Belum Berangkat

3. Tidak patuh protokol kesehatan, jemaah umrah berpotensi memperluas penularan Omicron

ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Khairy mengatakan hingga 30 Desember 2021, terdapat sembilan klaster yang terjadi melibatkan jemaah umrah, lima klaster melibatkan kasus indeks yang diverifikasi varian Omicron, satu klaster yang melibatkan kasus indeks Presumptive Omicron - menunggu hasil pengurutan genome menyeluruh (WGS).

Sedangkan tiga klaster yang terlibat kasus indeks positif COVID-19 bukan varian Omicron.

Pertemuan besar-besaran yang melibatkan jamaah haji dari berbagai negara selama berada di Arab Saudi membuat jamaah haji tersebut berisiko tinggi terkena infeksi COVID-19 termasuk varian Omicron.

Situasi ini menyulitkan jemaah haji untuk mematuhi SOP umrah yang telah ditetapkan oleh pemerintah Malaysia.

Jemaah umrah mungkin juga telah terinfeksi selama berada di Arab Saudi tetapi masih dalam masa inkubasi infeksi menyebabkan tes penyaringan sebelum kembali ke Malaysia masih negatif.

Banyaknya kedatangan umrah Malaysia sekitar 800 hingga 1.000 sehari (menggunakan empat penerbangan khusus) semakin meningkatkan risiko masuknya kasus COVID-19 dan varian Omicron ke negara tersebut.

Sebagian besar jamaah haji yang kembali dari melakukan umrah telah mengajukan permohonan untuk menjalani karantina di rumah atau tempat tinggal selama tujuh hari karantina.

"Namun ketika ketidakpatuhan terhadap prosedur standar operasi  (SOP) ditetapkan, kasus positif COVID-19 di kalangan jamaah umrah menyebabkan penyebaran infeksi di antara anggota keluarga," katanya.

Ketidakpatuhan terhadap prosedur karantina di rumah atau tempat  tinggal juga telah mengekspos anggota keluarga dari rumah tangga atau tetangga yang sama tetangga dan kerabat yang datang menjenguk, hingga terinfeksi COVID-19.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya