TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Remaja di Togo Tewas Akibat Ledakan Pada Perayaan Idul Adha

Ledakan juga menyebabkan dua orang terluka

Bendera Togo. (Pexels.com/Clément GADO)

Jakarta, IDN Times - Sebuah ledakan di Togo terjadi pada Minggu (10/7/2022) di Margba, sebuah desa di Prefektur Tone, di Savanna, wilayah paling utara negara itu, yang sudah ditetapkan dalam keadaan darurat sejak Juni. Ledakan itu menyebabkan tujuh remaja tewas.

Insiden itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa ledakan dilakukan oleh kelompok teroris, yang secara bertahap memasuki negara itu dari negara tetangga Burkina Faso, yang merupakan pusat konflik di Sahel.

Baca Juga: Togo Hukum Kelompok Bajak Laut untuk Pertama Kali

1. Para korban berusia 14-18 tahun

Ilustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir Al Jazeera, menurut tentara Togo ledakan itu menewaskan tujuh anak-anak dan melukai dua lainnya, tapi belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai insiden tersebut.

"Penyelidikan dibuka untuk mengklarifikasi keadaan ledakan ini dan mengidentifikasi para pelakunya," tambah pernyataan itu.

Sebuah sumber dari rumah sakit di daerah Dapaong menginformasikan, para korban masih remaja, yaitu berusia antara 14-18 tahun. Para remaja itu dilaporkan tewas setelah pulang ke rumah pada malam hari dari perayaan Idul Adha.

Orang tua salah satu korban mengaku mendengar ledakan keras yang belum pernah terdengar sebelumnya dan membuatnya terkejut. Dia kemudian menemukan mayat anak-anak tergeletak di tanah, yang kondisinya sudah sulit dikenali.

2. Keadaan darurat

Wilayah Savannah, tempat ledakan itu itu terjadi, telah berada dalam keadaan darurat sejak 13 Juni setelah Presiden Faure Gnassingbe mengeluarkan dekrit. Kebijakan itu merupakan respons Togo atas dua serangan yang membunuh tentaranya. 

"Keputusan itu diambil setelah dua serangan teroris yang terjadi di bagian utara negara ini dalam kurun waktu enam bulan (November 2021 dan Mei 2022) terhadap Operasi Koundjoare," kata Presiden Faure saat mengeluarkan dekrit.

Tiga hari setelah keadaan darurat diumumkan, pihak kemanan berhasil menggagalkan sebuah serangan di Gnoaga dan Gouloungoushi, di perbatasan bersama Togo, Ghana, dan Burkina Faso. Pasukan keamanan pada November tahun lalu juga berhasil menggagalkan serangan kelompok bersenjata tak dikenal, yang diyakini pemerintah berasal dari Burkina Faso.

Sebuah serangan terhadap tentara terjadi pada 10 Mei, yang menyebabkan delapan tentara tewas dan 13 terluka. Serangan itu menargetkan pos keamanan di Kpendjal di wilayah sabana.

Tiga minggu setelah serangan 10 Mei, sebuah organisasi dari Amerika Serikat yang melacak ancaman ekstremis secara daring, Site Intelligence Group, menyampaikan bahwa sebuah kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al-Qaeda mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga: Ghana Luncurkan Proyek Menanam 20 Juta Pohon Sehari

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya