TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Arab Saudi Bebaskan Pemuda yang Pernah Jadi Tahanan Politik Termuda

Pernah terancam dihukum mati

Bendera Arab Saudi. (Twitter.com/Abdulla Bin Talib)

Jakarta, IDN Times - Murtaja Qureiris, seorang pemuda di Arab Saudi dari Muslim Syiah, yang ditahan sejak 2014, telah dibebaskan oleh pihak berwenang Arab Saudi pada Jumat (24/6/2022). Pemuda ini diyakini pernah menjadi tahanan politik termuda di Arab Saudi karena ia ditahan ketika baru berusia 13 tahun.

Penahanan Qureiris dilakukan tiga tahun setelah dia ikut dalam aksi demonstrasi selama revolusi Musim Semi Arab pada 2011, yang terjadi di banyak negara di Timur Tengah.

Baca Juga: Lawan LGBTQ, Arab Saudi Sita Mainan Bewarna Pelangi

Baca Juga: Sistem Politik Lebanon: Pembagian Kekuasaan Kristen, Sunni, dan Syiah

1. Didakwa sebagai anggota kelompok teroris ekstremis

Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Melansir CNN, Qureiris ditahan oleh pihak berwenang Arab Saudi saat sedang bepergian dengan keluarganya ke Bahrain. Dia ditahan di jalan lintas Raja Fahd yang menghubungkan kedua negara. Selama hampir empat tahun, Qureiris ditahan dalam penahanan prapersidangan, tanpa menjalani dakwaan.

Ketika diadili dakwaaan yang ditujukan kepada Qureiris sebagai anggota kelompok teroris ekstremis, termasuk melakukan kekerasan selama protes. DIa juga mendapat tuduhan membantu dan menemani saudara laki-lakinya Ali Qureris, yang diduga melemparkan bom molotov ke kantor polisi.

Qureiris telah menyampaikan bahwa dia tidak bersalah dan memberitahu pengakuan bersalahnya dilakukan dengan paksaan karena mengalami penyiksaan. Pada saat itu, dia dituntut hukuman mati. Untungnya, proses tuntutan mati tidak diteruskan.

Dia dijatuhi 12 tahun penjara pada 2019, ketika berusia 18 tahun, kemudian dikurangi menjadi delapan tahun. Namun, pemerintah Arab Saudi tidak memberitahu dakwaan yang membuat pemuda itu dihukum.

Penahanan Qureiris telah dikecam organisasi kemanusiaan dan pihak internasional lainnya dan meminta dia dibebaskan. Tindakan penahanan dianggap tidak tepat itu, telah diprotes Austria dengan menutup pusat dialog antaragama yang didukung Arab Saudi.

Baca Juga: Pangeran MBS Bertemu Presiden Erdogan: Turki-Saudi Kini Bermesraan

2. Dalam beberapa bulan terakhir, tahanan Syiah dibebaskan

Ilustrasi napi di penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Melansir The New Arab, dalam beberapa bulan terakhir Arab Saudi telah membebaskan tahanan muda Syiah, termasuk Ali Al-Nimr. Dia ditangkap sebagai anak di bawah umur pada 2012 setelah ikut serta dalam protes antipemerintah. Sama dengan Qureiris, awalnya dia juga menerima hukuman mati, tapi kemudian diringankan.

Al-Nimr diketahui merupakan keponakan dari ulama Syiah Nimr Al-Nimr, yang dieksekusi oleh Arab Saudi pada 2016. Eksekusi tersebut menyebabkan berakhirnya hubungan diplomatik antara Arab Saudi dengan Iran, yang mayoritas Syiah, sementara Arab Saudi merupakan mayoritas Muslim Sunni.

Melansir BBC, Muslim Syiah di Arab Saudi telah mengeluh bahwa pemerintah mendiskriminasi mereka dan diperlakukan sebagai warga negara kelas dua. Pada saat protes Musim Semi Arab meletus, muslim Syiah di Arab Saudi ikut melakukan protes ke pemerintah. Demonstrasi itu berlangsung rusuh dan mereka yang terlibat pada saat itu dan dalam protes berikutnya, ditangkap. Belasan orang dijatuhi hukuman mati.

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya