TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Batal Pantau Pemilu Uganda yang Sarat Kekerasan

Pemerintah telah menutup akses media sosial

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Kampala, IDN Times -Pada hari Kamis, 14 Januari Uganda akan melakukan pemilihan presiden. Dalam pemilu ini Presiden Yoweri Museveni, yang telah berkuasa selama 34 tahun kembali mencalonkan diri, ia akan menghadapi 10 kandidat termasuk Bobi Wine, seorang penyanyi populer yang menjandi kandidat kuat.

AS yang dikabarkan akan ikut memantau pemilu Uganda telah mengumumkan batal melakukan hal tersebut. Pemilu Uganda telah dipenuhi dengan kekerasan dan kurangnya keterbukaan, sehingga menimbulkan kecurigaan mengenai adanya kecurangan.

1. Pemilu Uganda dianggap kurang transparansi

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Melansir dari Reuters, pemilu Uganda dianggap kurang transparansi dan memicu kecurigaan adanya kecurangan. Tindakan kecurangan sering mewarnai pemilu di Uganda. Uni Eropa (UE) telah menawarkan mengerahkan tim kecil ahli pemilu, namun tidak direspon pemerintah Uganda. UE juga menyampaikan bahwa proses pemilu telah dinodai secara serius oleh penggunaan kekuatan yang berlebihan.

Pemilu dilaksanakan pada Kamis, 14 Januari dimulai dari pagi dan akan berlangsung sampai sore hari. Sementara hasil pemilu akan diumumkan dalam waktu 48 jam setelah penutupan pemungutan suara.

Gabungan koalisi yang mewakili ratusan organisasi masyarakat sipil Uganda menyampaikan bahwa telah mengajukan 1.900 permintaan akreditasi, akan tetapi hanya 10 yang dikabulkan. Karena hal tersebut pemilu dianggap kurang transparansi.

Kurangnya transparansi juga membuat AS yang semula dikabarkan akan ikut memantau pemilu Uganda telah membatalkan niat tersebut.

"Tanpa partisipasi yang kuat dari para pengamat, terutama pengamat Uganda yang bertanggung jawab kepada sesama warga mereka, pemilu Uganda akan kekurangan akuntabilitas, transparansi, dan kepercayaan yang diberikan oleh misi pengamat," kata kedutaan AS di Uganda dalam sebuah pernyataan.

Presiden Museveni telah menolak adanya keterlibatan pihak asing dalam pemilu, ia menyebutkan kekuatan Uganda saat ini terletak dalam partai yang berkuasa Gerakan Perlawanan Nasional (NRM), tentara dan ekonomi.

“Karena itu kami tidak membutuhkan ceramah tentang apa pun dari siapa pun. Karena tidak ada yang tidak kami ketahui, '' kata Museveni, yang mengenakan jaket kamuflase militer, ketila menyampaikan pidato di televisi pada Selasa malam, dua hari sebelum pemilu.

PBB melalui juru bicaranya Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengaku khawatir dengan pemilu di Uganda. 

Baca Juga: Jelang Pemilu, Facebook Tutup Akun Milik Pemerintah Uganda

2. Kekerasan dalam pemilu Uganda

Foto Bobi Wine salah satu calon Presiden Uganda yang sempat ditahan, ia merupakan kandidat terdepan dalam melawan Presiden Uganda Yoweri Museveni. Sumber:twitter.com/BOBI WINE

Melansir dari TRT World, Uganda memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1962, namun negara yang terletak di benua Afrika tersebut selalu terlibat kekerasan dalam peralihan kekuasaan.

Dalam pemilu kali ini Presiden Yoweri Museveni akan menghadapi 10 kandidat lainnya, termasuk Bobi Wine, seorang penyanyi dan anggota parlemen populer, ia merupakan salah satu politisi oposisi pertama yang menyalurkan keluhan anak muda menjadi tantangan yang layak dan ini telah mengguncang NRM. Bobi Wine merupakan calon potensial untuk memenangkan pemilu.

Namun pemilu yang berlangsung pada Kamis, 14 Januari ini telah menimbulkan keprihatinan. Sebelumnya telah terjadi berbagai kekerasan kepada jurnalis. Para Wartawan yang meliput aksi protes oleh pihak oposisi telah diserang oleh pihak berwenang, yang seharusnya mengayomi.

Tindakan kekerasan tersebut justru tidak ditanggapi dengan baik oleh kepala polisi Martin Okoth Ochola, yang pada Minggu lalu mengatakan wartawan akan dipukuli untuk kebaikan mereka sendiri, yang dilakukan untuk menghentikan mereka pergi ke tempat-tempat di mana nyawa mereka mungkin terancam.

Menurut laporan Associated Press, setidaknya telah ada 54 orang tewas pada bulan November, ketika pasukan keamanan membubarkan kerusuhan yang dipicu oleh penangkapan kandidat, Bobi Wine. Protes yang dilakukannya sering dibubarkan oleh polisi dengan alasan menerapkan langkah-langkah pengendalian virus corona. Dikabarkan bahwa setidaknya 49 rekan dan pendukung Bobi telah dipukuli dan dituntut secara pidana.

Baca Juga: Kisruh Pilpres Uganda, Belasan Pendukung Oposisi Tewas

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya