TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bank Dunia Tak Bisa Bantu El Salvador Implementasi Bitcoin

Bitcoin dinggap dapat membantu pengiriman uang

Ilustrasi koin fisik yang merupakan repsentasi dari mata uang virtual Bitcoin. (Pexels.com/Pixabay)

San Salvador, IDN Times - Pekan lalu El Salvador menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah, tapi masih harus memastikan bahwa Bitcoin dapat diterima secara nasional, yang memiliki batas waktu hingga September.

Dalam upaya untuk menjadikan Bitcoin sebagai mata uang, El Salvador telah meminta bantuan Bank Dunia, tapi lembaga tersebut pada hari Rabu (16/6/2021), mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat membantu implementasi Bitcoin karena kelemahan lingkungan dan transparansi.

1. Penolakan Bank Dunia

Menteri keuangan El Salvador, Alejandro Zelaya berbicara dalam konferensi pers tentang Bitcoin di San Salvador, pada 16 Juni 2021. (Twitter.com/Ministerio de Hacienda)

Dilansir Reuters, dalam email yang diterima dari juru bicara Bank Dunia, mengatakan.

"Kami berkomitmen untuk membantu El Salvador dalam berbagai cara termasuk untuk transparansi mata uang dan proses regulasi. Sementara pemerintah memang mendekati kami untuk meminta bantuan pada Bitcoin, ini bukan sesuatu yang dapat didukung oleh Bank Dunia mengingat kekurangan lingkungan dan transparansi."

Pada hari Rabu, Menteri Keuangan El Salvador, Alejandro Zelaya mengatakan bahwa negara yang berada di Amerika Tengah itu telah meminta bantuan teknis dari Bank karena berusaha menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, dia menyampaikan bahwa Bitcoin tidak akan menggantikan dolar AS yang merupakan alat pembayaran sah di El Salvador.

Terkait penolakan itu pihak Reuters mencoba mengubungi pemerintah El Salvador untuk meminta respon, tapi tidak segera menanggapi permintaan.

Baca Juga: 5 Fakta El Salvador, Negara Pertama yang Sahkan Bitcoin jadi Mata Uang

2. Negosiasi dengan IMF berhasil

Menteri keuangan El Salvador, Alejandro Zelaya berbicara dalam konferensi pers tentang Bitcoin di San Salvador, pada 16 Juni 2021. (Twitter.com/Ministerio de Hacienda)

Dilansir France 24, selain meminta bantuan ke Bank Dunia, El Salvador juga meminta bantuan ke Dana Moneter Internasional (IMF). Dalam pembicaraan dengan IMF untuk bantuan keuangan tambahan, Zelaya menggambarkan bahwa diskusi baru-baru ini dengan IMF telah berhasil, mencatat bahwa pejabat IMF tidak menentang penggunaan Bitcoin, tetapi ingin mengukur kemungkinan dampaknya.

Namun, IMF pekan lalu menyampaikan kekhawatiran tentang penggunaan mata uang kripto.

"Adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah menimbulkan sejumlah masalah ekonomi makro, keuangan dan hukum yang memerlukan analisis yang sangat hati-hati," kata juru bicara IMF Gerry Rice kepada wartawan pekan lalu setelah keputusan El Salvador, mencatat "risiko signifikan" yang ditimbulkan oleh aset kripto.

Dilansir Reuters, investor El Salvador telah menuntut premi yang lebih tinggi untuk menahan hutang, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penyelesaian kesepakatan IMF, kunci untuk menambal kesenjangan anggaran hingga 2023. 

Siobhan Morden, kepala strategi pendapatan tetap Amerika Latin di Amherst Pierpont Securities di New York, mengatakan bahwa negara itu yang menarik diri dari perjanjian anti korupsi dengan Organisasi Negara-negara Amerika telah membuat pemerintah AS kecewa, karena Washington berupaya membendung korupsi di Amerika Tengah sebagai bagian dari kebijakan imigrasinya.  Menurut Morden, tindakan El Salvador telah merusak sentimen investor secara permanen.

Baca Juga: El Salvador: Perempuan Keguguran yang Dipenjara Kini Bebas

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya