Ilmuwan Rusia Meninggal Setelah Dituduh sebagai Mata-mata China
Kolker pernah memberikan kuliah di China
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Seorang ilmuwan laser bernama Dmitry Kolker ditangkap oleh Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) lantaran dicurigai sebagai mata-mata China. Lelaki berusia 54 tahun itu dilaporkan meninggal pada Minggu (3/7/2022).
Kolker meninggal setelah dua hari ditangkap oleh FSB. Ilmuwan itu diketahui memiliki penyakit kanker pankreas stadium lanjut dan harus menjalani perawatan.
Baca Juga: Tolak Jadi Antek NATO, Serbia: Sekutu Barat Harus Minta Maaf ke Rusia
1. Ditangkap saat sedang dalam pengobatan di rumah sakit
Melansir Metro, Kolker yang ditangkap FSB ini dibawa ke penjara Lefortovo di Moskow. Keluarganya yakin bahwa penganiayaan dari pihak FSB berperan dalam kematiannya. FSB melakukan penangkapan ketika Kolker sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Novosibirsk.
FSB mengklaim memiliki otorisasi medis untuk membawanya keluar dari rumah sakit dan membawanya ke penjara. Namun, kondisi Kolker dilaporkan sudah terlalu lemah untuk menjalani kemoterapi.
"Dia meninggal kemarin. Besok kami akan mengajukan pengaduan atas penahanannya," kata pengacara Kolker, Alexander Fedulov.
Tuduhan kepada Kolker dapat mengantarkannya ke bui hingga 20 tahun. Penahanan diyakini atas materinya dalam kuliah di China. Tapi dalam kunjungan kuliah itu, dia ditemani oleh agen FSB yang mengawasi paparan materinya.
Kolker adalah kepala laboratorium teknologi optik kuantum di Universitas Negeri Novosibirsk. Dia dianggap sebagai ahli dalam laser, dan pernah bekerja sama dengan Rutherford Appleton Laboratory di Oxford dan institut besar lainnya di banyak negara.
Baca Juga: Setelah 5 Bulan Berperang, Rusia Akhirnya Klaim Kuasai Luhansk!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.