TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Italia Berlakukan Lockdown Nasional Selama Paskah

Kasus COVID-19 di Italia telah mencapai 3 juta kasus

Italia lakukan lockdown nasional pada akhir pekan Paskah. Sumber:unplash.com/Georg Bommeli

Roma, IDN Times - Italia merupakan salah satu negara Eropa yang paling terdampak virus corona. Lonjakan kasus yang terjadi membuat pemerintah Italia dikabarkan oleh Reuters, pada hari Jumat, 12 Maret telah merancang peraturan untuk melakukan pembatasan nasional di bulan depan selama akhir pekan Paskah, sebagai upaya menekan penyebaran virus.

1. Pembatasan di Italia diperketat mulai hari Senin

Melansir dari Al Jazeera, pembatasan aktivitas di seluruh wilayah Italia pada akhir pekan Paskah bulan depan akan menutup Toko-toko non-esensial mulai 3 April hingga 5 April. Pada pembatasan itu, orang-orang hanya diperbolehkan meninggalkan rumah untuk alasan pekerjaan, kesehatan, atau darurat. Keputusan peraturan itu diperkirakan akan disetujui Jumat malam.

Peraturan itu juga mengatur pembatasan lebih ketat di wilayah "kuning" yang berisiko rendah, di mana pergerakan antar kota akan sangat dibatasi dan restoran serta bar akan ditutup, yang mulai berlaku pada hari Senin, 15 Maret.

Italia dalam menerapkan pembatasan di setiap wilayahnya dengan menerapkan sistem kode warna empat tingkat (putih, kuning, oranye dan merah) berdasarkan tingkat infeksi dan direvisi setiap pekan. Pada wilayah dengan zona merah, restoran, bar dan toko non-esensial akan ditutup. Sebagai perbandingan, di area putih, restoran diperbolehkan buka di malam hari.

Pada pekan lalu total kasus positif COVID-19 di Italia telah mencapai tiga juta kasus, dengan lonjakan baru terjadi yang didukung oleh varian yang lebih menular yang pertama kali terdeteksi di Inggris menjelang akhir tahun lalu. Pada Minggu ini di Italia telah tercatat 100.000 kematian akibat COVID-19, "ambang batas yang mengerikan," kata Perdana Menteri baru Mario Draghi.

Baca Juga: Italia Blokir Pengiriman Vaksin AstraZeneca ke Australia

2. Italia tutup sekolah tatap muka pada awal Maret

Ilustrasi kelas sekolah yang kosong di Italia karena pembelajaran tatap muka ditiadakan. Sumber:unplash.com/Endri Killo

Melansir dari SKY News, pada awal Maret pemerintah memberlakukan penutupan semua sekolah di wilayah yang paling parah terkena virus. Keputusan itu berdasarkan temuan bahwa kasus baru lebih menyebar di kalangan anak muda melampaui kasus untuk populasi yang berusia lebih tua.

Peningkatan kasus baru-baru ini di Italia terjadi di tengah upaya global untuk memvaksinasi populasi terhadap virus, dengan pembatasan dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran. Wakil Menteri Kesehatan Pierpaolo Sileri mengatakan kepada media Italia pada Kamis bahwa dia berharap dua pertiga dari populasi akan menerima dosis pertama vaksin pada musim panas, dan dosis kedua pada Oktober.

Namun, ada kendala untuk mewujudkan hal tersebut yang juga dialami negara-negara Uni Eropa lainnya, karena adanya penundaan dalam distribusi vaksin. Selain itu Italia telah melarang suntikan dari salah satu batch tertentu dari satu juta vaksin AstraZeneca, yang dikirim ke 17 negara, setelah adanya laporan kematian. Perusahaan obat tersebut bersikeras bahwa vaksinnya aman digunakan dan telah didukung oleh regulator Eropa dan Inggris.

Baca Juga: Total Kematian Akibat COVID-19 di Italia Lebih dari 100.000

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya