Total Kematian Akibat COVID-19 di Italia Lebih dari 100.000

PM Italia: Situasinya memburuk lagi, dan jumlah pasien naik

Roma, IDN Times -  Pada hari Senin, (8/3/2021) total kematian akibat COVID-19 di negara Italia sudah melewati angka 100.000, serta Perdana Menteri Mario Draghi mengingatkan bahwa situasinya telah memburuk lagi, dengan ditemukannya peningkatan jumlah pasien di berbagai rumah sakit.

Dilansir dari kantor berita Reuters pada Selasa, 9 Maret 2021, Italia merupakan negara yang memiliki jumlah kasus COVID-19 tertinggi ketujuh di dunia, sesudah Amerika Serikat, Brasil, Meksiko, India, Rusia, dan Inggris.

Sejak pandemi melanda negara itu, tercatat korban yang tewas akibat virus corona menjadi 100.103 orang. Kementerian Kesehatan Italia mengungkapkan, bahwa dalam 24 jam terakhir terdapat 318 orang yang telah tewas akibat virus tersebut. Italia telah mencetak 50.000 kasus kematian yang disebabkan oleh COVID-19 dalam kurun waktu sembilan bulan, serta membutuhkan kurang lebih satu hingga dua bulan untuk menggandakannya.

1. Infeksi kasus COVID-19 meningkat sampai angka 23 persen pada pekan lalu di Italia

Total Kematian Akibat COVID-19 di Italia Lebih dari 100.000Ilustrasi corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada pekan lalu, infeksi kasus virus corona meningkat sampai angka 23 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya di Italia. Bahkan, pejabat kesehatan negara itu sudah mengingatkan bahwasanya Italia tengah mengalami kenaikan kasus baru karena varian penyakit yang lebih menular, di mana pertama kali telah terdeteksi di Inggris, dan semakin melonjak, sebagaimana dikutip dari stasiun berita Channel News Asia pada Selasa, (9/3/2021).

PM Italia, Mario Draghi, mengaku situasi di sana semakin bertambah buruk, namun dia menyebutkan pemerintahnya akan secara signifikan meningkatkan kampanye vaksinasi.

Sejak dilantik menjadi perdana menteri pada bulan lalu, dia pernah mengatakan dalam sambutan publik pertamanya, pandemi COVID-19 masih belum usai. Serta menambahkan, bahwa dengan adanya percepatan rencana vaksin, 'jalan keluarnya' tidak akan jauh. 

Baca Juga: Italia Blokir Pengiriman Vaksin AstraZeneca ke Australia

2. Kemenkes Italia: Selama 24 jam terakhir, diperoleh 678 penerimaan pasien baru 

Total Kematian Akibat COVID-19 di Italia Lebih dari 100.000Annalisa Malara, dokter yang mendiagnosa pasien COVID-19 pertama di Italia, Sabtu (20/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Flavio Lo Scalzo/hp/cfo (REUTERS/FLAVIO LO SCALZO). Sumber: antaranews.com

Kampanye vaksinasi di Italia memang telah dimulai secara lambat, serupa dengan negara-negara Uni Eropa lainnya, sebagian dipengaruhi oleh penangguhan pengiriman dari produsen obat.

Sedikitnya 5,42 juta pemberian vaksin telah dilakukan terhadap warga negara itu pada Senin pagi, 8 Maret 2021, dengan 1,65 juta dari total 60 juta penduduk yang telah mendapatkan dua dosis yang direkomendasikan. Kini, pemerintah Italia tengah mempertimbangkan peralihan taktik guna memprioritaskan dosis pertama daripada menumpukkan dosis kedua.

Mengutip dari harian SCMP pada Selasa, (9/3/2021) Kemenkes Italia mengungkapkan, selama 24 jam terakhir diperoleh 678 penerimaan pasien baru di rumah sakit, yang meningkat dari 443 pada hari Minggu, 7 Maret 2021. Jumlah total pasien perawatan intensif pun naik 95 orang, menjadi 2.700.

3. Italia merupakan negara Barat pertama yang tekena virus corona

Total Kematian Akibat COVID-19 di Italia Lebih dari 100.000Seorang pianis berlatih jelang konsernya di Colosseum, setelah pembatasan COVID-19 dilonggarkan, Lazio, Roma, Italia, Senin (1/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Yara Nardi/rwa. Sumber: antaranews.com

Italia merupakan negara Barat pertama yang terkena virus corona, serta sudah melakukan pembatasan nasional guna menghambat penyebaran wabah itu. Kasus-kasus baru juga telah menurun dengan tajam pada musim panas, akan tetapi gelombang kedua COVID-19 malah melanda negara itu pada musim gugur lalu.

Pada hari Jumat, (5/3/2021) pihak berwenang Italia menerangkan bahwa sesudah kasusnya sempat mereda, namun infeksi telah naik lagi hingga mencapai angka 1,06 terhadap rata-rata jumlah reproduksi COVID-19, yang pertama kalinya telah bergerak di atas ambang batas 1 selama tujuh minggu. Jika angka reproduksi virus corona atau 'R' di atas 1, memperlihatkan infeksi virus itu hendak berkembang dengan kecepatan yang eksponensial. 

Di samping itu, Istituto Nazionale di Statistica atau Biro Statistik Nasional Italia (ISTAT) mengungkapkan bahwa pada tahun lalu terdapat 100.525 kematian di Italia, dibandingkan dengan rata-rata dari tahun 2015 sampai 2019. Mereka pun mengungkapkan, lebih dari 75.891 kematian akibat COVID-19 pada 2020 lalu.

Baca Juga: Dubes Italia untuk Kongo Tewas dalam Serangan ke Konvoi PBB

Farid Nurhakim Photo Writer Farid Nurhakim

Reporter

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya