TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kota di Belanda Gagal Paksa Twitter Hapus Teori Konspirasi

Para penyebar cerita palsu itu telah dipenjara

Logo twitter. (Unsplash.com/Alexander Shatov)

Jakarta, IDN Times - Pengadilan di Belanda, Selasa (4/10/2022), menolak permintaan dari kota Bodegraven-Reeuwijk untuk meminta Twitter berbuat lebih banyak untuk menghapus semua konten teori konspirasi mengenai kota itu.

Cerita tidak benar mengenai Bodegraven-Reeuwijk itu mengklaim bahwa pada masa 1980an di kota tersebut terdapat jaringan pedofilia pemuja setan.

Baca Juga: Diplomatnya Dituduh Mata-mata, Jepang Balas Usir Diplomat Rusia

1. Penghapusan akan memengaruhi konten legal di Twitter

Logo twitter. (Unsplash.com/Alexander Shatov)

Dilansir Reuters, pengadilan di Den Haag dalam keputusannya menyimpulkan bahwa Twitter telah berbuat cukup banyak untuk menghapus konten yang melanggar hukum tentang cerita palsu mengenai kota. Hal itu berdasarkan penangguhan permanen akun Twitter yang berisi unggahan yang memfitnah dan menghasut dari cerita tersebut.

Pengadilan mengatakan tidak akan memerintahkan Twitter untuk menghapus tweet lain yang berkaitan dengan klaim palsu itu dari akun lain, tapi akan meminta media sosial tersebut untuk segera menanggapi permintaan penghapusan konkret dari Bodegraven-Reeuwijk.

Twitter menyampaikan bahwa dalam kasus ini mereka tidak mungkin membuat filter yang baik untuk menghapus semua cerita palsu itu tanpa mempengaruhi konten legal.

2. Penyebar rumor mengklaim telah menjadi korban pelecehan dan melihat adanya pembunuhan

Ilustrasi pelecehan terhadap anak. (Pixabay.com/geralt)

Kebohongan mengenai adanya jaringan pedofil pemuja setan pertama kali disebarkan pada 2020. Cerita tersebut disebarkan oleh tiga orang pria. Salah satu dari mereka mengklaim bahwa saat masih kecil telah menjadi korban pelecehan dan menyaksikan pembunuhan di Bodegraven-Reeuwijk.

Cerita palsu tersebut membuat Bodegraven-Reeuwijk pada bulan lalu membawa Twitter ke pengadilan dan menuntutnya menghapus semua pesan yang terkait dengan cerita tidak berdasar tentang anak-anak yang dilecehkan dan dibunuh.

Tiga pria yang menyebarkan terori konpirasi itu kini telah mendekam di penjara, tapi karena kasul lain, yaitu atas penghasutan dan membuat ancaman pembunuhan kepada orang-orang, termasuk kepada Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan mantan menteri kesehatan Hugo de Jonge.

Baca Juga: Balas Korut, Korsel dan AS Latihan Tembak Rudal 

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya