TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makin Lengket, Mali Terima Pesawat Militer dari Rusia

Hubungan Mali dan Rusia semakin dekat

Ilustrasi pesawat tempur. (Unsplash.com/Curioso Photography)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah militer Mali baru-baru ini menerima sejumlah pesawat tempur dari Rusia, yaitu berupa jet L-39, jet Sukhoi-25, dan sebuah helikopter tempur Mi-24P. Hal ini menandai hubungan kedua negara yang kian dekat.

Penyerahan pesawat militer itu dilakukan di bandara di ibu kota Bamako pada Selasa (9/8/2022). Penyerahan itu dihadiri oleh Presiden Mali, Assimi Goita dan Igor Gromyko, pejabat kedutaan Rusia di Mali.

Baca Juga: 17 Tentara Mali Tewas Diserang Militan ISIS

Baca Juga: 16 Negara Barat Kecam Penempatan Tentara Bayaran Rusia di Mali

1. Sebelumnya Mali juga telah menerima senjata militer dari Rusia

Melansir The New Arab, Menteri Pertahanan Sadio Camara menyampaikan bahwa itu merupakan kemitaraan dengan Rusia yang saling menguntungkan. Dia juga menyampaikan bahwa kedatangan pesawat akan memperkuat kemampuan pengintaian dan serangan militer Mali.

"Upacara hari ini bersejarah, baik dalam bentuk dan kualitas serta dalam jumlah dari apa yang kamu serahkan. Kami hanya menunjukkan sebagian dari (pengiriman senjata Rusia), sisanya tentu saja digunakan dalam operasi saat upacara ini berlangsung," kata Camara. dalam pidato untuk menyambut kedatangan pesawat militer itu

Pesawat tempur yang diterima itu merupakan pengiriman terbaru peralatan militer dari Rusia. Sebelumnya pada April, Mali telah menerima dua helikopter Mi-24P dan radar pengawasan. Pada Maret, diterima juga dua helikopter dan sistem radar bergerak.

Pemerintah Mali juga menerima empat helikopter Mi-171 dari Rusia pada Oktober tahun lalu. Helikopter itu digunakan untuk transportasi pasukan.

Belum ada keterangan mengenai kesepakatan untuk memperoleh senjata.

Baca Juga: Prancis Kecam Tindakan Mali Pekerjakan Tentara Bayaran Wagner

2. Kerja sama Mali dengan militer Rusia

Ilustrasi tentara. (Pexels.com/Pixabay)

Sejak Goita melakukan kudeta pada Agustus 2020 hubungan Mali dengan Rusia semakin mendekat. Hubungan yang terjalin baik itu telah membuat junta militer Mali membawa militer Rusia ke dalam negeri. Pasukan Rusia itu disebut pemerintah sebagai bagian dari instruktur militer.

Namun, ada tuduhan bahwa pasukan itu merupakan tentara bayaran Rusia dari Wagner Grup, sebuah perusahaan militer swasta Rusia.

Human Rights Watch dalam sebuah laporan yang dirilis pada Maret, menyampaikan bahwa penduduk Moura telah melihat tentara bayaran melakukan pembunuhan di luar proses hukum dan pelanggaran kemanusiaan dengan tentara Mali selama lima hari.

Kekhawatiran kerja sama dengan tentara bayaran Rusia ini telah mendorong sekutu dekat Mali, Prancis, menarik pasukan militernya keluar dari negara itu. Penarikan itu diharapkan akan selesai dalam beberapa minggu mendatang.

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya