TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemimpin Oposisi Pakistan Dilarang Berobat ke Luar Negeri

Sharif dikhawatirkan tidak kembali seperti saudaranya 

Shahbaz Sharif pemimpin oposisi Pakistan yang ingin berobat ke London dipulangkan dari bandara internasional di Lahore pada Sabtu, 8 Mei. Sumber:Unsplash.com/John McArthur

Islamabad, IDN Times - Pemimpin oposisi Pakistan, Shahbaz Sharif yang ingin pergi berobat ke London pada Sabtu, 8 Mei tidak diizinkan naik penerbangan Qatar Airways ke London, dia dipulangkan dari bandara internasional di Lahore.

Sharif, yang merupkan pemimpin blok oposisi di majelis rendah parlemen dan pemimpin Partai Liga Muslim Pakistan (PML-N), menghadapi tuduhan melakukan korupsi dan saat ini namanya tercantum dalam daftar hitam, sehingga dilarang meninggalkan Pakistan.

1. Pengadilan izinkan Sharif berobat ke luar negeri

Pengadilan pada Jumat, 7 Mei mengizinkan Shahbaz Sharif pemimpin oposisi untuk pergi ke luar negeri dengan alasan medis dari 8 Mei hingga 3 Juli 2021. Sumber:Unsplash.com/David Veksler

Melansir dari Associated Press, sehari sebelum jadwal keberangkatannya Pengadilan Tinggi Lahore telah memberi izin Sharif untuk meninggalkan Pakistan untuk berobat. Pengadilan telah menindaklanjuti petisi dari Sharif, yang memohon bahwa sebagai penderita kanker dia sekarang membutuhkan perawatan di luar Pakistan.

Selama proses pengadilan di hari Jumat, presiden (PML-N) itu memperlihatkan tiket pulang yang menunjukkan niatnya untuk tetap kembali Pakistan, dia diberi izin berobat keluar negeri mulai delapan Mei hingga tiga Juli dan pada 5 Juli dijadwalkan melanjutkan sidang pertimbangan penghapusan namanya dari daftar hitam.

Namun, keputusan pengadilan tersebut menuai kritik dari pemerintah Perdana Menteri Imran Khan, menyampaikan akan menjajaki opsi hukum untuk menghentikan Sharif pergi. Menteri Penerangan Fawad Chaudhry, menyampaikan bahwa pemerintah belum menerima permohonan dari Sharif atau partainya yang meminta agar dia dikeluarkan dari daftar hitam, yang membuatnya dicekal keluar negeri.

Melansir dari The News International, pemerintah berpendapat bahwa pengobatan dapat dilakukan di Pakistan, tetapi pengacara Sharif, menyampaikan bahwa kliennya telah memperoleh jaminan dalam ketiga kasus terhadapnya, Ramzan Sugar Mills, Ashiana Housing Scheme, dan aset di luar sumber pendapatan yang diketahui, dan sekarang ingin menggunakan haknya sebagai warga negara Pakistan untuk melanjutkan pengobatan di luar negeri.

Sharif telah membuat janji temu dengan dokter yang menangani penyakitnya, sudah diberlakukan untuk hari Senin dan akan sulit untuk diamankan di lain waktu karena sedang pandemik. Lebih lanjut diperdebatkan bahwa penerbangan ke dan dari Inggris mungkin dapat dibatalkan dalam beberapa hari mendatang.

Sharif, menyampaikan bahwa dia bukan "penyelundup", atau "teroris", sehingga tidak perlu dicegah pergi ke luar negeri. Dia mengatakan bahwa namanya ditambahkan oleh pemerintah ke daftar hitam dengan "niat buruk". Pemimpin oposisi itu menyampailan setelah dokternya mengizinkan untuk kembali, dia akan segera pulang ke Pakistan.

Baca Juga: PM Pakistan Memulai Lagi Kunjungan ke Arab Saudi

Melansir dari The News International, keputusan pemerintah memasukan Sharif ke dalam daftar hitam dan mencegahnya berobat tampaknya bisa dipahami, menteri Chaudhry, menyampailan bahwa Sharif di masa lalu memberi jaminan untuk kembalinya saudaranya, mantan perdana menteri Nawaz Sharif untuk kembali ke Pakistan, tapi saudaranya tidak pernah pulang.

Juru bicara (PML-N) Marriyum Aurangzeb, menanggapi ucapan Chaudhry, mengatakan bahwa nama Shahbaz tidak pernah ada di Exit Control List (ECL), larangan pergi keluar negeri dianggap sebagai balasa dendam politik.

"Imran (Khan) sahab menambahkan nama lawan politiknya ke daftar hitam. Nama Shahbaz Sharif ditambahkan dalam daftar hitam karena keinginan untuk balas dendam politik." Dia mengatakan bahwa langkah pemerintah itu "ilegal", dan daftar hitam adalah salah satu yang biasanya menampilkan nama-nama teroris dan individu anti-negara.

Asisten Khusus Perdana Menteri Komunikasi Politik Shahbaz Gill menyebut putusan pengadilan itu "mengejutkan". "Pertama (Sharif) memberikan jaminan palsu untuk saudara ini, memungkinkan dia untuk melarikan diri ke luar negeri dan tidak pernah kembali. Sekarang dia telah dinyatakan sebagai pelarian. Bukankah seharusnya dia dipenjara karena menjadi kaki tangan pelarian? Dan dalam 35 tahun masa pemerintahan mereka, mereka tidak pernah membangun satu rumah sakit yang dapat melayani kebutuhan perawatan mereka?"

Dia kemudian melanjutkan untuk membagikan pernyataan jaminan Shahbaz pada saat saudaranya meminta izin untuk pergi ke luar negeri untuk perawatannya sendiri. "Ini adalah pernyataan tertulis di mana Nawaz diizinkan melarikan diri dan tidak pernah kembali. Dan sekarang dia ingin melarikan diri. Tidak bisakah dia mencari perawatan di rumah sakit Pakistan mana pun? Berapa kali orang-orang ini akan menipu bangsa? Berapa kali mereka akan berbohong?"

Baca Juga: Pakistan Hukum Mati 2 Pelaku Pemerkosaan

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya