TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengadilan India Larang Petasan di Daerah dengan Kualitas Udara Buruk

Polusi memiliki dampak pada gejala virus corona

Ilustrasi foto kota yang dipenuhi polusi. Sumber:pexels.com/ Andrea Piacquadio

India, IDN Times - Pengadilan lingkungan India, The National Green Tribunal (NGT) melarang penggunaan petasan di wilayah India yang memiliki kualitas udara buruk. Pelarangan ini mebuat Festival Diwali dan perayaan lainya akan dimeriahkan tanpa petasan. 

Pelarangan ini akan berlangsung mulai tengah malam 9 November sampai dengan 30 November. Larangan ini akan berlaku di kota-kota dengan kualitas udara rata-rata "buruk atau "sangat buruk" pada November tahun lalu. Polusi udara di India telah dikaitkan dengan memburuknya gejala virus corona yang menyerang bagian pernapasan, melansir dari NDTV.

1. Pelanggar akan dihukum 1,5-6 tahun penjara

Ilustrasi foto penjara. Sumber: unsplash.com/Emiliano Bar

Larangan penggunaan petasan ini tidak hanya termasuk di kawasan Ibu Kota Nasional (NCR), namun juga berlakung dengan kota yang memiliki polusi udara "buruk dan "lebih buruk".

Menteri Lingkungan Negara wilayah New Delhi, Gopal Rai menyebutkan bagi yang melanggar di New Delhi dapat dihukum 1,5-6 tahun penjara, melansir dari NDTV.

Menurut laporan Al jazeera, Ibu kota New Delhi dan negara bagian Rajasthan, Haryana, Maharashtra, dan Benggala Barat telah menghentikan atau membatasi penjualan dan penggunaan petasan.

Mengutip dari Times of India, ketua ketua hakim Adarsh ​​Kumar Goel menyebutkan wilayah yang memiliki kualitas polusi rendah atau sedang diperbolehkan menggunakan petasan, tetapi hanya petasan jenis hijau dan dibatasi pengunaan hingga dua jam selama festival seperti Diwali, Chhath, Tahun Baru / Malam Natal, dll., Sebagaimana ketentuan dari negara bagian yang bersangkutan.

Baca Juga: Ilmuwan: Polusi Udara Dapat Sebabkan Gangguan Mental

2. Pemerintah diminta untuk memberikan kompensasi

Foto ilustrasi petasan yang menyala di kota. Sumber:unsplash.com/Carson Arias

Dengan adanya larangan pengunaan petasan, maka para pembuat dan penjual petasan akan kehilangan mata pencarian, untuk itu mereka menuntut agar pemerintah membayar mereka kompensasi atas larangan tersebut.

Menurut laporan Al Jazeera, distrik selatan Sivakasi pemasok sekitar 90 persen petasan di India memiliki 250.000 orang pekerja, yang telah terpuruk dengan adanya pembatasan selama beberapa tahun terakhir. Pemilik pabrik  petasan mengungkapkan bahwa bisnis mereka telah menurun 30 persen akibat dampak virus corona.

Baca Juga: Polusi Sebabkan Ribuan Satwa Laut Mati di Rusia 

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya