TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengkritik Hizbullah, Lokman Slim Ditemukan Tewas di Mobil

Kematiannya telah dikaitkan dengan Hizbullah

Lokman Slim tewas di dalam mobilnya dan ditemukan tembakan ada tembakan peluru ke tubuhnya. Sumber:twitter.com/Sina Schweikle

Beirut, IDN Times - Lokman Slim, seorang kritikus yang kerap mengkritik tindakan pemerintah Lebanon dan Hizbullah ditemukan telah tewas di mobilnya pada Kamis, 4 Februari. Slim ditemukan tewas dengan adanya tembakan peluru di tubuhnya, yang jelas menunjukkan kematiannya akibat dibunuh.

Pembunuhan Slim telah memicu kekhawatiran bahwa Lebanon akan kembali mengalami konflik politik  yang semakin parah, Lebanon saat ini sedang menghadapi pergolakan sosial dan ekonomi.

1. Tweet mencurigakan Hizbullah dalam kematian Slim

Ilustrasi Pembunuhan (IDN Times/ Mardya Shakti)

Melansir dari Associated Press, Lokman Slim ditemukan tewas di dalam mobilnya, sebelumnya keluarganya yang tak mengetahui keberadaanya selama beberapa jam telah menggunakan bantuan media sosial untuk mencari keberadaanya. Pembunuhan pengkritik Hizbullah ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa di Lebanon akan terjadi berbagai pembunuhan terhadap mereka yang sering menyuarakan kritikan.

Sebelum meninggal Slim diketahui pergi mengunjungi temannya dan pulang ke Beirut di malam hari. Dia ditemukan tewas oleh petugas berwenang di jalan pedesaan dekat desa selatan Addoussieh, di provinsi Sidon. Saat tubuhnya diperiksa ditemukan enam pelurun, tiga di kepala, satu di dada dan satu di punggung. Kartu identitas, ponsel dan pistol milik Slim telah hilang.

Pembunuhan Slim telah dikaitkan dengan aktivitasnya yang kerap mengkritik Hizbullah dan pemerintahan. Mengenai pembunuhannya Hizbullah mengatakan pihaknya mengutuk pembunuhan itu. Pejabat Lebanon, termasuk presiden telah menyebut kematiannya sebagai pembunuhan.

Melansir dari The Guardian, Setelah kematian Slim dikonfirmasi ada sebuah tweet yang mencurigakan yang membuat pembunuhannya dikaitkan dengan Hizbullah, yaitu tweet dari Jawad Nasrallah, putra pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, ia menulis beberapa menit setelah kematiannya dikonfirmasi. "Hilangnya beberapa orang sebenarnya adalah keuntungan yang tidak direncanakan #notsorry." Namun, kemudian tulisan tersebut dihapus dan mengklaim itu tidak mengacu pada pembunuhan Slim, tapi telah memicu adanya kecurigaan.

Baca Juga: Komentari Hizbullah, 10 Kabar Terbaru Mia Khalifa yang Tengah Disorot

2. Penyelidikan pembunuhan harus dilakukan

Berbagai piha telah meminta kematian Slim perlu penyelidikan mendalam. Sumber:twitter.com/Prince Claus Fund

Melansir dari Associated Press, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan telah merespon kematian Slim dan menyebutkan sebagai "pembunuhan keji" dan mendesak agar para pembunuh Slim segera dibawa ke pengadilan, ia menyebut bahwa telah ada tindakan kekerasan, ancaman, dan intimidasi untuk menentang kebebasan berpendapat.

Pihak pemerintah telah merespon pembunuhan Slim, Menteri Dalam Negeri Mohammad Fahmi mengatakan tindakan tersebut sebagai "kejahatan yang mengerikan", Perdana Menteri Hassan Diab berjanji akan menyelidiki kasus ini.

Melansir dari Reuters, sebuah pusat kebebasan pers Lebanon, SKeyes, menyampaikan bahwa ia takut tindakan kejahatan ditutup-tutupi kejahatan, yang akan menghilangkan "simbol pemikiran politik bebas". Pusat tersebut didirikan setelah sebuah bom mobil membunuh Samir Kassir, seorang jurnalis, pada tahun 2005, ketika pembunuhan sedang melanda Lebanon yang mengincar mereka yang sering menyuarakan kritikan atas dominasi 15 tahun Suriah di Lebanon.

Melansir dari The Guardian, kasus kekerasan politik dan pembunuhan pelakunya hampir tidak pernah diidentifikasi atau dituntut. Kasus ledakan di pelabuhan Beirut Agustus tahun lalu masih belum terungkap dalangnya, dengan sebagian besar lembaga politik bersatu menentang penyelidikan dan tidak nyaman dengan pengawasan yang terus menerus.

Seorang peneliti Lebanon di Human Rights Watch, Aya Majzoub, menyampaikan bahwa, “pihak berwenang Lebanon secara terbuka berjanji bahwa penyelidikan atas ledakan yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menghancurkan separuh kota akan memakan waktu lima hari, tetapi enam bulan kemudian, publik masih menunggu. jawaban. Selain itu, pengadilan yang menangani kasus tersebut tampaknya telah berjalan kasar atas hak proses yang layak dari terdakwa yang ditahan, menandakan bahwa pihaknya tidak dapat atau tidak mau untuk memberikan keadilan."

Baca Juga: Israel-Hezbollah Dikabarkan Bentrok di Perbatasan Lebanon

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya