TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Setuju Pulangkan Narapidana Penyelundup Senjata AS

AS ingin pulangkan dua warganya yang ditahan Rusia

Ilustrasi tahanan. (Pexels.com/RODNAE Productions)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Rusia, pada Jumat (18/11/2022), menyampaikan bahwa pihaknya berharap bisa mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Amerika Serikat (AS). Kedua negara yang tidak akrab ini diketahui sedang menjajaki kesepakatan pertukaran tahanan.

Pihak Rusia berharap dapat memulangkan Viktor Bout, yang dijuluki sebagai "pedagang maut". Dia ditahan oleh AS atas tuduhan penyelundupan senjata.

Baca Juga: Amerika Serikat dan Rusia Lakukan Pertukaran Tahanan di Turki

Baca Juga: Tukar Guling Tahanan, Marinir AS dan Pilot Rusia Dibebaskan

1. Sebelumnya Rusia tidak berencana melakukan pertukaran tahanan

Ilustrasi tahanan. (Pexels.com/RODNAE Productions)

Melansir Reuters, mengenai keinginan Moskow yang ingin memulangkan Bout disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov. "Saya ingin berharap bahwa prospek tidak hanya bertahan tetapi juga diperkuat, dan saatnya akan tiba ketika kita akan mendapatkan kesepakatan yang konkret."

"Orang Amerika menunjukkan beberapa aktivitas eksternal, kami bekerja secara profesional melalui saluran khusus yang dirancang untuk ini. Viktor Bout termasuk di antara mereka yang sedang didiskusikan, dan kami pasti mengharapkan hasil yang positif," sambungnya.

Pernyataan dari Ryabkov itu kontras dengan pernyataan sebelumnya dari Moskow yang telah memperingatkan Washington agar tidak mencoba terlibat dalam diplomasi atas pertukaran tahanan.

Rencana pertukaran tahanan itu akan menandai salah satu pertukaran tahanan yang luar biasa dalam sejarah kedua negara. Saat ini, ketegangan Rusia dan AS sedang meningkat karena invasi Rusia ke Ukraina, yang merupakan konfrontasi paling parah sejak Krisis Rudal Kuba 1962.

Baca Juga: Tukar Tawanan, Ukraina Bebaskan 55 Tentara Rusia dan 1 Kroni Putin

2. Bout penyelundup senjata yang dihukum 25 tahun penjara

Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Emiliano Bar)

Bout merupakan mantan perwira angkatan udara Uni Soviet, yang ditangkap di Thailand pada 2008 atas tuduhan terkait perdagangan senjata ke negara-negara yang sedang berkonflik, kelompok pemberontak, dan panglima perang pembunuh di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.

Dia ditangkap setelah setuju untuk menjual 100 rudal kepada agen-agen AS yang menyamar sebagai perwakilan gerilyawan sayap kiri FARC Kolombia, yang akan mereka gunakan untuk membunuh pasukan AS.

Bout diekstradisi dari Thailand ke AS pada 2010. Pada 2012 dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara oleh pengadilan di Manhattan, hukuman minimum yang mungkin.

Warga Rusia itu telah membantah tuduhan kepadanya. Dalam pembelaannya menyampaikan hanyalah seorang pengusaha dengan bisnis transportasi internasional yang sah. Namun, juri di pengadilan tidak mempercayai ceritanya.

Tidak jelas mengapa Rusia sangat menginginkan Bout kembali. Ada dugaan karena dia memiliki hubungan dengan intelijen militer Rusia.

Mark Galeotti, pakar dinas keamanan Rusia di Royal United Services Institute, mengatakan bahwa dia yakin intelijen Rusia ingin memulangkan Bout untuk menunjukkan bahwa mereka tidak meninggalkan rakyatnya.

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya