TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stres Tunjangan Tak Cair, Mantan Pimpinan Parlemen Malawi Bunuh Diri

Bunuh diri dengan menembak pistol ke kepalanya sendiri

Ilustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Clement Chiwaya, Wakil Ketua II parlemen Malawi periode 2014-2019, melakukan bunuh diri pada hari Kamis (30/9/2021). Chiwaya mengakhiri hidupnya di gedung parlemen dengan pistol yang ditembakkan ke kepalanya. 

Bunuh diri dikaitkan dengan Chiwaya yang sedang berjuang mendapatkan hak tunjangan sebagai mantan wakil ketua II parlemen.

Baca Juga: 9 Fakta Menarik Malawi, Negara Berhati Ramah dari Afrika

1. Perlemen mengaitkan bunuh diri dengan tunjangan kendaraan

Melansir dari Al Jazeera, Chiwaya yang menggunakan kursi roda ini diketahui memasuki gedung parlemen pada Kamis untuk membahas hak tunjangan kendaraan sebagai mantan wakil ketua II di parlemen.

Parlemen telah mengonfirmasi kasus ini sebagai bunuh diri. Dalam sebuah pernyataan, parlemen mengaku menyesal harus memberitahu publik mengenai kabar bunuh diri mantan wakil ketua di gedung parlemen. Parlemen menduga, motif bunuh diri adalah rasa frustasi Chiwaya terkait penerapan atas tunjangan kendaraan.

Juru bicara kepolisian, James Kadadzera, menolak untuk berkomentar terkait tunjungan sebagai penyebab bunuh diri. Menurutnya, penyelidikan lebih lengkap dibutuhkan untuk memahami duduk perkara. 

Sebelum mengakhiri jabatannya di parlemen pada 2019, Chiwaya merupakan anggota parlemen sejak 2004. Saat menjabat, Chiwaya mewakili oposisi Front Demokratik Bersatu.

Baca Juga: 9 Fakta dan Pesona Danau Malawi, Danau Terdalam Kedua di Afrika

2. Permintaan Chiwaya kepada parlemen untuk tunjangan kendaraan

Dikutip dari Malawi 24, sebagai mantan wakil ketua II di parlemen, dia berhak mendapatkan tunjangan termasuk ketentuan membeli kendaraan. Namun, sebelum perubahan nama kendaraannya, Chiwaya mengalami kecelakaan dan hak asuransinya telah habis masa berlakunya.

Karena kerusakaan yang terjadi, Chiwaya meminta parlemen untuk menanggung biaya kerusakan. Namun, parlemen diminta oleh pemerintah untuk tidak membayar kerusakan karena Chiwaya tidak memiliki hak.

Sebab merasa memiliki hak dan pantas mendapat tunjangan, Chiwaya membawa masalah ini ke ombudsman dan pengadilan niaga. Ombudsman telah meminta agar parlemen membelikan Chiwaya kendaraan baru dan memodifikasinya sesuai kebutuhan. Namun, pengadilan niaga menolak permintaan tersebut, sehingga parlemen tidak dapat membeli kendaraan.

Baca Juga: Bentuk Ketegasan, Presiden Malawi Pecat Ketua Satgas COVID-19

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya