TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Untuk Pertama Kalinya, WHO Resmikan Vaksin Malaria di Afrika

Kematian imbas malaria lebih tinggi daripada COVID di Afrika

Ilustrasi vaksin malaria. (Pexesl.com/Thirdman)

Jakarta, IDN Times - World Health Organization (WHO) pada Rabu (6/10/2021) menyetujui penggunaan satu-satunya vaksin malaria untuk anak-anak di Afrika. 

Saat ini, hanya ada satu vaksin malaria yang disetujui penggunaannya, yaitu vaksin RTS,S atau dikenal sebagai Mosquirix. Vaksin itu dikembangkan oleh perusahaan farmasi Inggris GlaxoSmithKline (GSK), yang telah menjalani uji klinis di Afrika selama bertahun-tahun.

Baca Juga: BioNTech Ingin Buat Vaksin Malaria Berbasis mRNA

1. Vaksin terbukti efektif di tiga negara Afrika

Ilustrasi petugas medis yang menyiapkan vaksin malaria. (Pexels.com/RF._.studio)

Melansir VOA News, vaksin Mosquirix ini terbukti efektif untuk melawan malaria di Afrika, merujuk pada program percontohan yang dilakukan di Ghana, Kenya, dan Malawi yang telah menjangkau lebih dari 800 ribu anak-anak sejak 2019.

Menurut WHO, dari percontohan di tiga negara Afrika tersebut, dua pertiga anak-anak yang tidur tanpa kelambu mendapat manfaat dari vaksin dan ada pengurangan 30 persen kasus malaria parah. Hasil juga menunjukkan vaksin aman untuk digunakan dan penggunaannya hemat biaya.

Dikutip dari BBC, uji coba yang dilakukan pada 2015 menunjukkan bahwa vaksin ini dapat mencegah sekitar empat dari 10 kasus malaria serta mencegah tiga dari 10 kasus parah. Dampak positif lainnya adalah jumlah anak yang membutuhkan transfusi darah turun hingga sepertiga. 

Catatan yang harus diperhatikan adalah vaksin harus disuntikkan sebanyak empat dosis, supaya efektif melawan plasmodium falciparum, parasit malaria paling mematikan dan paling umum di Afrika. Tiga dosis pertama diberikan satu bulan terpisah yang dimulai pada usia lima bulan, dan suntikan penguat diperlukan sekitar usia 18 bulan.

Pedro Alonso, direktur Program Malaria Global WHO, mengatakan peluncuran vaksin secara luas ini merupakan terobosan besar dan bersejarah. Dia yakin vaksin ini akan melindungi anak-anak Afrika.

Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika, menyampaikan bahwa rekomendasi WHO telah memberikan harapan untuk warga Afrika yang berjuang melawan malaria. Moeti berharap, vaksin akan membantu anak Afrika tumbuh dengan sehat.

Baca Juga: Efek Gas Rumah Kaca, 8 Miliar Orang Lebih Terancam Malaria

2. Sekitar 94 persen kematian akibat malaria terjadi di Afrika

Melansir dari Reuters, pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus antusiasi dengan vaksin yang siap digunakan secara massal ini. Dia juga bangga karena vaksin itu dikembangkan di Afrika. 

Thomas Breuer, pimpinan kesehatan GSK juga menyambut baik rekomendasi WHO,. Menurut dia, kehadiran vaksin menjadi pertanda baik di tengah upaya Afrika melawan malaria yang mengalami kemandekan melawan penyakit tersebut. 

Malaria adalah penyakit yang ditimbulkan oleh parasit dari nyamuk yang masuk ke manusia melalui gigitan. Gejala yang timbul termasuk demam, muntah, dan kelelahan.

Di Afrika malaria dianggap jauh lebih berbahaya dari COVID-19. Malaria di Afrika pada 2019 telah menyebabkan 386 ribu orang meninggal, sementara COVID-19 dalam 18 bulan terakhir menyebabkan 212 ribu kematian, berdasarkan data WHO. Sekitar 94 persen kasus dan kematian malaria secara global dilaporkan terjadi di benua tersebut.

Saat ini, para ilmuwan di Universitas Oxford, Inggris sedang mengembangkan vaksin malaria, yang disebut sebagai R21/Matrix-M. Pada April, Oxford menyampaikan hasil riset selama setahun yang melibatkan 450 anak-anak di Burkina Faso, menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki efektifvitas sebesar 77 persen, tetapi masih dalam tahap penelitian.

Baca Juga: Berkat Upaya 70 Tahun, Tiongkok Akhirnya Jadi Negara Bebas Malaria

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya