TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO Minta Negara Kaya Tunda Booster Hingga Akhir Tahun

Israel diketahui telah memberikan dosis booster

Ilustrasi pemberian vaksin. (Unsplash.com/National Cancer Institute)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Rabu (8/9/2021) meminta negara-negara kaya yang memiliki banyak pasokan vaksin COVID-19 untuk tidak memberikan suntikan penguat hingga akhir tahun. Permintaan ini memperpanjang seruan sebelumnya hingga akhir September yang telah diabaikan.

Permohonan ini dilakukan WHO agar negara-negara miskin atau negara yang memiliki tingkat vaksinasi rendah bisa memperoleh ketersediaan vaksin secara adil.

1. Tedros menargetkan setiap negara memvaksinasi 40 persen populasi di akhir tahun

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Twitter.com/Tedros Adhanom Ghebreyesus)

Melansir dari Associated Press, produsen vaksin pada hari Selasa mengatakan memiliki pasokan yang cukup untuk dosis ketiga bagi negara yang membutuhkan booster dan untuk negara yang butuh dosis pertama. Mengetahui komentar itu Tedros dalam konferensi pers di hari Rabu mengatakan dia "terkejut", dan akan mengambil tindakan agar negara-negara miskin tidak hanya mendapat sisa pasokan. 

Tedros mengakui suntikan ketiga mungkin diperlukan untuk mereka yang berisiko dan sebelumnya telah menyerukan agar penggunaan secara luas tidak dilakukan hingga akhir September, tapi kini dia meminta penggunaan dosis ketiga ditunda hingga akhir tahun.

Dalam penyataannya Tedros menargetkan setiap negara setidaknya memvaksinasi 10 persen populasi pada akhir September, 40 persen di akhir tahun, dan 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022. Saat ini hampir 90 persen negara berpenghasilan tinggi telah memvaksinasi 10 persen populasi dan lebih dari 70 persen sudah memvaksinasi 40 persen populasi, dilansir dari The Hill.

Namun, Tedros memberitahu tidak ada negara berpenghasilan rendah yang menyamai salah satu tingakat vaksinasi negara dengan pendapatan tinggi. Mengenai target WHO untuk setiap negara memiliki tingkat 40 persen populasi menerima vaksin di akhir tahun telah mendapat dukungan dari negara G20 di pekan ini. 

Baca Juga: WHO Perpanjang Moratorium Vaksin Dosis Booster hingga Akhir Tahun

Berdasarkan keterangan WHO 5,5 miliar dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia, tapi 80 persen dikirim ke negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah. Untuk membantu negara yang tingkat vaksinasinya rendah negara-negara kaya telah berjanji untuk memberikan 1 miliar dosis, tapi saat ini yang diberikan masih kurang dari 15 persen yang dijanjikan.

Produsen vaksin telah berjanji untuk memprioritaskan program berbagi vaksin COVAX kepada orang-orang yang paling membutuhkan di seluruh dunia. Tedros telah menyampaikan agar vaksin segera diberikan, tidak hanya janji saja.

COVAX pada hari Rabu memberitahu target 1,8 miliar dosis yang direncanakan hingga akhir tahun tidak bisa terpenuhi, dikurangi menjadi 1,4 miliar dosis. Pengurangan itu karena adanya pembatasan ekspor dari India dan kendala produksi lainnya.

Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi pada hari Selasa memberitahu ada sekitar 1,5 miliar dosis yang sedang diproduksi setiap bulan, dan memperkirakan 12 milar akan siap diproduksi pada akhir tahun.

2. Target pemberian vaksin dari COVAX menurun

Ilustrasi vaksin COVID-19. (Unsplash.com/Braňo)

Baca Juga: WHO: 90 Persen Fasilitas Medis di Afghanistan Terancam Tutup

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya