Negara Baltik Tolak Upaya Putin Menulis Ulang Sejarah Aneksasi 1940
Ketiga negara menolak dengan tegas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Vilnius, IDN Times - Pemerintah dari negara-negara Baltik, Lithuania, Estonia, dan Latvia, pada hari Kamis (23/07), menolak upaya Rusia yang dianggap berusaha menulis ulang sejarah aneksasi 1940 ketika Negara Baltik dicaplok Uni Soviet.
Pemerintah Amerika Serikat melalui menteri luar negerinya, Mike Pompeo, juga mendukung penolakan Negara Baltik sebagaimana menurutnya Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang memprotes keras integrasi secara paksa negara-negara Baltik oleh Uni Soviet, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Putin sebut Negara Baltik bergabung secara kontrak ke Uni Soviet
Pada tahun 1940, Pemerintah Uni Soviet menurut pandangan Negara Barat memaksa negara-negara Baltik untuk menjadi bagian dari Republik Soviet setelah sebelumnya merdeka secara penuh dari kekuasaan Kekaisaran Rusia yang runtuh pada tahun 1917. Dikutip dari Reuters, Presiden Vladimir Putin melalui tulisannya pada bulan lalu, menyebut bahwa Negara Baltik secara konsensus menyetujui penggabungan mereka ke Republik Soviet secara kontrak melalui pemungutan suara yang disetujui oleh otoritas terpilih saat itu.
Pernyataan ini membuat negara-negara Baltik murka karena menganggap Putin sedang menulis ulang sejarah yang sudah terjadi. Menurut Menteri Luar Negeri Estonia, Urmas Reinsalu, ia menyatakan, "Rusia berusaha memberi kesan bahwa legitimasi dapat lahir dengan ancaman senjata, penindasan melalui kesepakatan bersama - ini sangat lah sinis". Reinsalu juga menambahkan jika pernyataan Vladimir Putin adalah salah satu upaya agar okupasi dan aneksasi Estonia oleh Uni Soviet merupakan hal yang sah.
Baca Juga: Rusia Kirim Lebih Banyak Peralatan Militer ke Libya, AS Meradang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.